KPPI Resmi Lakukan Penyelidikan Lonjakan Jumlah Impor LLDPE
Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam tiga tahun terakhir (2021-2023), telah terjadi peningkatan jumlah impor barang impor Polietilena Linear Kepadatan Rendah atau Linear Low Density Polyethylene (LLDPE) dalam bentuk selain cair atau pasta -dok disway-
JAKARTA, DISWAY.ID - Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam tiga tahun terakhir (2021-2023), telah terjadi peningkatan jumlah impor barang impor Polietilena Linear Kepadatan Rendah atau Linear Low Density Polyethylene (LLDPE) dalam bentuk selain cair atau pasta dengan tren sebesar 13.54 persen.
Tidak hanya itu, data pada Tahun 2023 juga menunjukkan bahwa impor produk tersebut ke Indonesia tercatat sebesar 280.385 ton, naik 33,27 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 210.382 ton.
Sementara pada 2022, impor produk tersebut turun 3,27 persen dari 2021 yang tercatat sebesar 217.494 ton.
BACA JUGA:Suswono Usulkan Pemanfaatan CSR untuk Jakarta dengan Model Era Ahok
BACA JUGA:Viral Isu Gerakan Coblos 3 Paslon di Pilkada Jakarta, Suswono Angkat Bicara
Menanggapi lonjakan tersebut, Ketua Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) Franciska Simanjuntak mengumumkan bahwa KPPI akan mulai memberlakukan tindak penyelidikan pengamanan perdagangan (safeguard measures) atas lonjakan jumlah impor LLDPE.
"KPPI mengundang semua pihak yang berkepentingan untuk mendaftar sebagai pihak yang berkepentingan selambat-lambatnya 15 hari sejak tanggal pengumuman dan disampaikan secara tertulis," jelas Fransisca dalam keterangan tertulis resminya pada Selasa 10 September 2024.
Fransisca menambahkan, KPPI sebelumnya juga menerima permohonan penyelidikan safeguard measures, yang menyatakan adanya indikasi kerugian atau ancaman kerugian serius yang dialami pemohon.
Kerugian serius atau ancaman kerugian serius tersebut terlihat dari beberapa indikator kinerja industri dalam negeri yang menurun selama periode 2021—2023.
BACA JUGA:Bank DKI Berikan Dukungan Program Makan Bergizi Gratis Pemprov DKI Jakarta
BACA JUGA:Foto-Foto Lolly Hamil Viral di Medsos, Vadel Badjideh Tantang Pelaku Buktikan Kebenaran
Dketahui, permohonan tersebut diajukan oleh Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (INAPLAS) mewakili industri dalam negeri yaitu PT Chandra Asri Pacific Tbk. dan PT Lotte Chemical Titan Nusantara.
"Kerugian serius atau ancaman kerugian serius tersebut, antara lain, menurunnya produksi, penjualan domestik, produktivitas, kapasitas terpakai, kerugian finansial, serta pangsa pasar industri dalam negeri di pasar domestik," ujar Fransisca.
Sementara itu pada tahun 2023, impor utama LLDPE dalam bentuk selain cair atau pasta berasal dari beberapa negara, antara lain Malaysia dengan pangsa impor sebesar 43,43 persen, diikuti Thailand (37,52 persen), Arab Saudi (8,36 persen), dan Amerika Serikat (2,97 persen). Selain dari negara tersebut, pangsa impor negara berkembang masih di bawah 3 persen dari total impor pada tahun yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: