Dompet Dhuafa Tanam 220 Mangrove di Pantai Uleee Lheue Banda Aceh

Dompet Dhuafa Tanam 220 Mangrove di Pantai Uleee Lheue Banda Aceh

Dompet Dhuafa Tanam 220 Mangrove di pantai Uleee Lheue, Desa Uleee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh. -ist-

BANDA ACEH-- Dompet Dhuafa Aceh dan Disaster Management Center (DMC) melakukan tanam sebanyak 220 pohon mangrove di pantai Uleee Lheue, Desa Uleee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh pada Kamis 10 Oktober 2024.

Penanaman mangrove merupakan bukti komitmen Dompet Dhuafa dalam menanggulangi ancaman bencana di Provinsi Aceh. 

"DMC dan Dompet Dhuafa Aceh sangat berkomitmen dalam menanggulangi risiko bencana yang mengancam Aceh," terang Shofa Quds selaku Kepala DMC Dompet Dhuafa seusai menanam pohon mangrove.

BACA JUGA:Satu Transaksi Sejuta Donasi dari LEKA Bersama Dompet Dhuafa Bagi Anak-Anak Palembang

Ia menyebutkan, pada tsunami yang melanda Aceh pada 2004, pihaknya juga turut membantu percepatan penanganan respons bencana di Aceh.

Sedangkan Penanaman mangrove kali ini merupakan bagian agenda Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) tahun 2024 yang diselenggarakan di Aceh.

Peringatan Bulan PRB 2024 di Aceh merupakan ajang untuk menyebarluaskan semangat pengurangan risiko bencana pasca 20 tahun tsunami yang membawa tragedi kepada Aceh.

”Penanaman pohon mangrove, memang sifatnya simbolis, tapi dilakukan terus-menerus,” ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto seusai penanaman mangrove.

”Yang lebih penting adalah dalam fase pencegahan salah satu pencegahan mitigasi yang tepat, adalah pemeliharaan lingkungan, salah satu pemeliharaan lingkungan yang tepat adalah penanaman pohon. Karena Aceh banyak (dikelilingi) pantai, jadi pohon yang tepat adalah mangrove,” lanjutnya.

Relawan Dompet Dhuafa menanam satu persatu mangrove di pesisir pantai. Relawan masing-masing membongkar dan mengumpulkan sampah plastik yang menjadi pot bibit-bibit mangrove.

Akhirnya pohon-pohon mangrove berdiri tegak membawa pesan dan harapan pengurangan risiko bencana untuk Aceh.

Sebuah studi yang berjudul ”Sebaran Mangrove Sebelum Tsunami Dan Sesudah Tsunami Di Kecamatan Kuta Raja Kota Banda Aceh” (2016) mencatat hasil penelitian luas mangrove tahun 2004 sebelum tsunami seluas 66,25 ha, kemudian pada tahun 2015 setelah tsunami menjadi seluas 47,9 Ha. 

Hal ini menunjukan mangrove yang ada di lokasi penelitian mengakibatkan penyusutan sebesar 18,6 Ha yang disebabkan oleh gelombang tsunami pada tahun 2004. 

BACA JUGA:Bupati Sragen, Dompet Dhuafa dan Bank Syariah Sragen Luncurkan Program Pemberdayaan Sentra Jamur Tiram Berbasis CWLD Pertama Di Indonesia

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads