Target Pertumbuhan 8 Persen, Ini Harapan Ekonom untuk Menkeu Baru
Pedagang di pasar tradisional. -Bianca Khairunnisa-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Menjelang pergantian era pemerintahan, Presiden Terpilih Prabowo Subianto dikabarkan telah memanggil beberapa nama yang nantinya akan mengisi posisi sebagai Menteri di kabinet pemerintahannya.
Di antara nama-nama tersebut, salah satu nama yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat adalah nama yang akan mengisi posisi Menteri Keuangan.
Pasalnya, posisi Menteri Keuangan merupakan posisi yang krusial dalam pemerintahan Indonesia, karena berhubungan langsung dengan perekonomian nasional Indonesia.
BACA JUGA:Daya Beli Semakin Turun, Ekonom Ungkap Bahayanya ke Pertumbuhan Ekonomi
Selain itu, Prabowo juga telah menetapkan target ambisius untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, yang jauh lebih tinggi dibandingkan proyeksi moderat yang diberikan oleh lembaga internasional seperti IMF, yang hanya memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di sekitar 5 persen.
"Dengan defisit APBN yang mencapai hampir 3 persen dan kondisi deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut, posisi Menteri Keuangan memerlukan figur yang tidak hanya berpengalaman tetapi juga inovatif, visioner, dan mammpu memecahkan masalah struktural yang telah menghambat pertumbuhan ekonomi dalam beberapa dekade terakhir," ujar Ekonom sekaligus Dosen Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta, Achmad Nur Hidayat, ketika dihubungi oleh Disway pada Rabu 16 Oktober 2024.
Selain itu, Achmad juga menyatakan harapannya untuk Menteri Keuangan yang baru untuk dapat mengelola defisit anggaran secara bijak.
Menurut Achmad, menjaga agar defisit tidak semakin membesar dan mengarah kepada krisis fiskal adalah salah satu tugas utama yang harus dihadapi oleh Menteri Keuangan.
BACA JUGA:Industri Syariah Torehkan Kinerja yang Baik, OJK Dorong Peningkatan Literasi Keuangan Syariah
BACA JUGA:Berikut Daftar KA Ekonomi Gerbong New Generation Berangkat dari Stasiun Pasar Senen
"Mengelola defisit anggaran secara bijak menjadi salah satu prioritas utama. Dalam konteks defisit yang mencapai mendekati dari 3 persen, menjaga agar defisit tidak semakin membesar dan mengarah kepada krisis fiskal adalah salah satu tugas utama," jelas Achmad.
Menurut Achmad, mereka yang pernah mengisi jabatan publik di bidang perekonomian dalam 10 tahun terakhir memang memiliki rekam jejak yang baik, tetapi terbukti hanya mampu mencapai pertumbuhan ekonomi di level moderat, sekitar 5 persen.
Target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen jelas lebih ambisius dan membutuhkan figur yang berpikir inovatif, out of the box, dan bukan hanya mengandalkan kebijakan ekonomi yang telah dilakukan selama ini.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: