Dompet Dhuafa dan Titimangsa Sukses Gelar Pentas Teater tentang Palestina Pertama di Indonesia

Dompet Dhuafa dan Titimangsa Sukses Gelar Pentas Teater tentang Palestina Pertama di Indonesia

Happy Salma teater musikal dengan dalam tema Tanah yang Terpenjara.-ist-

Di sisi lain, kisah Diva, seorang perempuan muda yang awalnya acuh tak acuh terhadap isu Palestina, juga menjadi sorotan.

Pertemuannya dengan kisah Hasan dan Abdel mengubah pandangannya dan mendorongnya untuk ikut terlibat dalam perjuangan kemanusiaan.

"Kisah Hasan dan Abdel adalah cerminan dari jutaan orang Palestina yang harus hidup dalam ketakutan dan ketidakpastian. Melalui pertunjukan ini, kami ingin mengajak penonton untuk lebih peduli dan terlibat dalam upaya membantu Palestina," ujar Sahlan Mujtaba.

Ahmad Juwaini di sela-sela acara mengatakan, pihaknya berharap melalui pertunjukan ini, masyarakat Indonesia semakin tergerak untuk membantu meringankan beban saudara-saudara kita di Palestina.

"Solidaritas kita sangat berarti bagi mereka yang sedang berjuang untuk kemerdekaan,” ujarnya.

Dibagi menjadi tiga segmen utama, pertunjukan ini membawa penonton menyusuri perjalanan hidup rakyat Palestina.

Segmen pertama menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Palestina sebelum terjadinya serangan besar-besaran pada 7 Oktober 2023.

Segmen kedua menghadirkan adegan-adegan dramatis yang menggambarkan kekejaman perang dan penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina.

BACA JUGA:Dompet Dhuafa Tanam 220 Mangrove di Pantai Uleee Lheue Banda Aceh

Sementara itu, segmen ketiga menyoroti kehidupan masyarakat Palestina setelah perang, di mana mereka harus berjuang untuk bangkit dari keterpurukan.

“Kami mengapresiasi kerja keras sebab itu apa dan juga rekan-rekan yang lain dalam rangka sinergi dengan kerja-kerja yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam membantu bangsa Palestina untuk mencapai cita-citanya cita-cita kita juga Bersama Meraih kemerdekaannya," jelas Muhsin Syihab

“Walaupun kita tidak dapat mengantarkan suara paling tidak suara hati kita itu yang paling minimal bisa kita lakukan, jangan tidak mendoakan bangsa-bangsanya setiap ibadah-ibadah kita,” tambah Muhsin Syihab.

Pada waktu yang sama Dompet Dhuafa juga meluncurkan buku antologi "Sejuta Surat untuk Palestina".

Buku ini berisi kumpulan surat dari 75 anak Indonesia yang ditujukan kepada anak-anak Palestina.

Surat-surat ini menjadi bukti nyata bahwa generasi muda Indonesia peduli terhadap penderitaan yang dialami oleh saudara-saudara mereka di Palestina.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads