Desainer Merdi Sihombing: Kemenbud Momentum Indonesia Jadi Pusat Fashion Berbasis Budaya

Desainer Merdi Sihombing: Kemenbud Momentum Indonesia Jadi Pusat Fashion Berbasis Budaya

Desainer Merdi Sihombing: Kemenbud Momentum Indonesia Jadi Pusat Fashion Berbasis Budaya-Disway/Annisa Zahro-

BACA JUGA:TMII dan Jakmania Tandatangani MoU Kerja Sama, Kembangkan Budaya dan Olahraga

Ia tak hanya mengkhususkan pada kain, tetapi juga kemajuan bagi semua kerajinan.

Termasuk juga menghadirkan pekan mode berbasis budaya terbesar di dunia, bukan sekadar fashion week yang tidak memiliki ciri khas dibanding Paris Fashion Week yang telah menjadi ikon dunia mode.

"Jadi buat di sini benar-benar fashion week-nya budaya yang terbesar di dunia."

Selain itu, fashion week ini harus menjadi ajang kolaborasi yang memperkenalkan berbagai seniman dan pengrajin, mulai dari dibuatnya instalasi, screening film, hingga kolaborasi foto.

Ia pun berterima kasih kepada Kementerian Kebudayaan yang merealisasikan pameran The Flying Cloth di Museum Nasional Indonesia hingga 24 November 2024.

Kementerian Kebudayaan, Indonesian Heritage Agency, dan Museum Nasional Indonesia menggelar pameran The Flying Cloth sebagai perayaan perjalanan kreatif dari desainer tekstil dan fashio ternama Merdi Sihombing.

BACA JUGA:Perkuat Ketangguhan Budaya Nusantara, Ratusan Pelajar Ikut OHARA dari Dompet Duafa

BACA JUGA:Pembentukan Lembaga Adat Budaya Betawi Masuk Prioritas Kerja Tiga Bulan Pertama Ridwan Kamil

Sosok yang telah melanglang buana selama 25 tahun melestarikan budaya lokal sekaligus menerapkan prinsip berkelanjutan dalam dunia fashion.

"The Flying Cloth bukan sekadar pameran tekstil, melainkan selebrasi perjalanan panjang, 25 tahun eksplorasi, kolaborasi, dan upaya melestarikan budaya kita. Selama dua dekade terakhir, kami telah berinteraksi dengan lebih dari 20 komunitas adat dari Aceh hingga Papua," ungkap Merdi di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, 12 November 2024.

Dalam perjalanannya selama lebih dari dua dekade, ia mengompilasi beragam warisan Nusantara tekstil dan selain tekstil.

BACA JUGA:Bahasa Enggano Terancam Punah, Peneliti Ilmu Budaya UGM Sarankan Bangun Museum Bahasa

BACA JUGA:PAFI Kota Cikarang Pusat Budayakan Masyarakat Semakin Maju Dan Edukasi Kesehatan Umum

"Setiap helai kain dalam pameran ini adalah hasil dari keahlian turun-temurun yang dijaga oleh perempuan-perempuan adat yang berkomitmen melestarikan bubdaya lokal," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads