Riwayat Pendidikan Hasto Kristiyanto yang Jadi Tersangka KPK dalam Kasus Harun Masiku, Punya Gelar Doktor UI

Riwayat Pendidikan Hasto Kristiyanto yang Jadi Tersangka KPK dalam Kasus Harun Masiku, Punya Gelar Doktor UI

Profil dan rekam jejak Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP yang kini ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK menarik untuk diulas.--Universitas Indonesia

JAKARTA, DISWAY.ID – Riwayat pendidikan Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), menarik untuk disimak apalagi ia baru saja meraih gelar Doktor Universitas Indonesia (UI). 

Baru saja, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Hasto Kristiyanto sebagai tersangka dalam kasus Harun Masiku. 

Beredar sprindik yang menyebut Hasto sebagai tersangka. 

BACA JUGA:Megawati akan Datangi KPK Jika Hasto Ditangkap, Jubir : Bukan Pernyataan Ancaman

Surat penyidikan yaitu Sprin.Dik/153/DIK.00/01/12/2024 tanggal 23 Desember 2024.

Dalam Sprindik memuat nama Hasto sebagai tersangka. 

“Bersama ini diinformasikan, bahwa KPK sedang melaksanakan penyidikan dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh tersangka Hasto Kristiyanto bersama-sama Harun Masiku," demikian kutipan Sprindik tersebut.

BACA JUGA:Tolak Gugatan Kuasa Hukum PDIP Soal HP Hasto, KPK Apresiasi Putusan Hakim

Riwayat Pendidikan Hasto Kristiyanto

Hasto resmi meraih gelar Doktor dari Program Studi Kajian Stratejik dan Global, Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) pada Jumat 18 Oktober 2024.

Dalam Sidang Promosi Doktor yang berlangsung di Balai Sidang UI, Hasto mempresentasikan disertasinya yang berjudul "Kepemimpinan Strategis Politik, Ideologi, dan Pelembagaan, serta Relevansinya terhadap Ketahanan Partai, Studi pada PDI Perjuangan".

BACA JUGA:Tolak Gugatan Kuasa Hukum PDIP Soal HP Hasto, KPK Apresiasi Putusan Hakim

Acara ini turut dihadiri oleh Presiden ke-5 Indonesia, Megawati Soekarnoputri, yang menjadi salah satu tokoh penting dalam kajian tersebut. Penelitian Hasto menyoroti bagaimana kepemimpinan strategis, ideologi, dan pelembagaan berperan dalam memperkuat ketahanan partai politik, khususnya dalam konteks demokrasi Indonesia.

“Di tengah era political industrial complex, partai politik cenderung mengutamakan fungsi elektoralnya. Diperlukan pandangan baru yang menekankan pentingnya pelembagaan, agar partai dapat beradaptasi, tumbuh, dan bertahan dalam menghadapi dinamika politik internal maupun eksternal,” ujar Hasto saat itu. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads