Indonesia Gabung BRICS, Pengamat: Tegaskan Bahwa Indonesia Pro China dan Rusia

Indonesia Gabung BRICS, Pengamat: Tegaskan Bahwa Indonesia Pro China dan Rusia

Indonesia Gabung BRICS, Pengamat: Tegaskan Bahwa Indonesia Pro China dan Rusia-Dok. Brics-

JAKARTA, DISWAY.ID - Keputusan Indonesia untuk bergabung dengan kelompok ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan) menimbulkan berbagai pertanyaan terkait dampaknya terhadap hubungan dengan negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat. 

Hal tersebut diungkap Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira.

BACA JUGA:Indonesia Resmi Jadi Anggota Penuh BRICS, Apa Itu?

BACA JUGA:Bergabung ke BRICS, Indonesia Terancam Kehilangan Fasilitas GSP dan Pendanaan JPP

Bhima menilai langkah ini dapat memberikan sentimen bahwa Indonesia sedikit menjauh dari pengaruh negara-negara Barat.

"Masuknya Indonesia ke BRICS ini bisa dianggap sebagai sinyal bahwa Indonesia pro-Cina dan pro-Rusia, terutama dalam konteks geopolitik," ujar Bhima kepada Disway Selasa 7 Januari 2025. 

Ia menambahkan, keputusan ini bisa menciptakan persepsi bahwa Indonesia kurang netral dalam konflik geopolitik yang melibatkan negara-negara besar.

Di saat yang bersamaan lanjut Bhima, Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat. 

BACA JUGA:Menlu Sugiono: OECD dan BRICS Tak Bertolak Belakang

BACA JUGA:Imbas Kemenangan Trump pada Perekonomian Global, RI Harus Jeli Lihat Peluang dari Negara BRICS

Era kepemimpinannya sebelumnya dikenal dengan kebijakan proteksionisme ekonomi dan pendekatan "inward-looking," yang fokus pada prioritas domestik sebelum berinvestasi ke luar negeri.

"Amerika kemungkinan akan lebih mendorong kerja sama dengan mitra-mitra yang dianggap tidak dekat dengan Rusia atau Cina. Jika Indonesia bergabung ke BRICS, ini bisa membuat AS melihat Indonesia bukan lagi sebagai destinasi investasi utama," jelasnya.

Lebih lanjut, keputusan bergabung dengan BRICS juga dinilai menekankan ketergantungan Indonesia pada Cina, yang saat ini menjadi mitra dagang terbesar Indonesia. 

Di sisi lain, hubungan dengan Rusia lebih terbatas pada kerja sama di sektor militer, khususnya alutsista.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads