Di Tengah Banyak Pihak Was-Was dengan Tarif Perdagangan Trump, Menko Airlangga Tetap Optimis
Ditengah Banyak Pihak Was-Was dengan Tarif Perdagangan Trump, Menko Airlangga Tetap Optimis-Istimewa-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Menanggapi ancaman dan kekhawatiran akan dampak dari kebijakan tarif pedagangan tinggi yang ditetapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, Pemerintah Indonesia optimis perekonomian Indonesia tidak akan terpengaruh oleh dampak tarif tersebut.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dirinya optimis bahwa tingginya tarif perdagangan yang dikenakan oleh Pemerintah AS tidak akan memengaruhi kinerja ekspor Indonesia.
BACA JUGA:Benarkah Bayar Pakai QRIS dan e-Toll Bakal Kena PPN 12? Begini Penjelasan Airlangga
Pasalnya, Indonesia sendiri sudah lama dikenai kebijakan tarif perdagangan oleh AS.
"AS itu sudah kenakan kita tarif perdagangan untuk sepatu dan komoditas lain, yang tidak kena adalah Vietnam," ujar Menko Airlangga dalam acara IBC Business Competitiveness Outlook 2025, di Jakarta pada Senin 14 Januari 2025.
Kendati begitu, Menko Airlangga juga menambahkan bahwa berbagai dinamika global akan terus menjadi faktor yang turut memengaruhi perkembangan perekonomian nasional ke depan.
BACA JUGA:Menko Airlangga Tegaskan PPN 12 Persen Tidak Berlaku Pada Biaya Pendidikan
Hambatan-hambatan tersebut terdiri dari risiko berupa volatilitas harga komoditas yang masih tinggi, meningkatnya suku bunga, kendala rantai pasok global, hingga kerentanan ketahanan pangan dan energi akibat perubahan iklim.
Oleh karena itulah, dirinya menyatakan bahwa Indonesia masih akan tetap berkoordinasi dengan AS untuk meminta penurunan tarif.
"Indonesia akan terus mendorong kerja sama ekonomi dengan AS untuk penurunan tarif," ucap Menko Airlangga.
Walaupun begitu, Menko Airlangga a juga menambahkan bahwa perekonomian nasional masih mencerminkan ketahanan dan daya saing dengan tetap tumbuh pada tingkat yang solid sebesar 4,95 persen (y-o-y) pada triwulan III-2024, dimana lebih tinggi dibandingkan beberapa negara lain, seperti Thailand dan Korea Selatan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: