Masyarakat Cenderung Pilih Belanja di Luar Negeri, Ini Dampak Bagi UMKM Tanah Air

Masyarakat Cenderung Pilih Belanja Produk Luar Negeri, Ini Dampak Bagi UMKM Tanah Air-disway.id/Bianca Khairunnisa-
JAKARTA, DISWAY.ID -- Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa setidaknya, ada 10 juta masyarakat Indonesia yang lebih memilih belanja di luar negeri daripada di dalam negeri.
Masyarakat yang memilih belanja di luar negeri ini menunjukkan besarnya potensi kebocoran devisa yang terjadi akibat kebiasaan tersebut.
Selain itu, keputusan konsumen kelas atas untuk belanja di luar negeri juga berdampak langsung pada industri lokal.
BACA JUGA:Aktivitas Gunung Ibu Halmahera Kembali Meningkat, Kolom Abu Tebal Condong ke Arah Barat
Menurut Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, hal ini akan menyebabkan industri dalam negeri kehilangan peluang untuk berkembang karena minimnya dukungan dari pasar domestik.
"Ketika konsumen lebih memilih produk luar negeri, pelaku bisnis lokal kehilangan insentif untuk berinovasi atau meningkatkan kualitas produk mereka," ujar Achmad saat duhubungi oleh Disway pada Kamis 16 Januari 2025.
Selain itu, Achmad menambahkan, kurangnya apresiasi terhadap produk lokal menciptakan tantangan besar bagi pelaku usaha Mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Dalam hal ini, UMKM yang sering kali menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia, menghadapi persaingan berat dengan produk impor yang lebih diminati.
"Kondisi ini pada akhirnya memperlemah daya saing industri lokal, menciptakan siklus yang sulit diputus," pungkas Achmad.
BACA JUGA:Istana Pastikan Kondisi Puluhan Siswa SD di Sukoharjo yang Keracunan Makan Bergizi Gratis Membaik
BACA JUGA:Kebakaran Maut Glodok Plaza Sisakan 13 Korban Hilang: 6 Perempuan Belum Ditemukan, 4 Orang Tewas
Sementara itu, barang-barang impor sering kali dipasarkan secara agresif melalui platform digital atau toko fisik premium.
Hal inilah yang menarik perhatian konsumen kelas atas. Alhasil, banyak masyarakat Indonesia, terutama para generasi muda, yang masih menganggap produk lokal sebagai barang kelas dua yang kurang berkelas.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: