Bahaya Besar Dibalik Rekor Deflasi Indonesia 0.76 Persen Diungkap Ekonom

Bahaya besar dibalik rekor deflasi Indonesia 0.76 persen diungkap ekonom yang mengungkapkan bahwa hal ini sebagai tanda lemahnya daya beli masyarakat yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional.-Alyara Hananda - Harian Disway-
JAKARTA, DISWAY.ID - Bahaya besar dibalik rekor deflasi Indonesia 0.76 persen diungkap ekonom, bahwa hal ini sebagai tanda lemahnya daya beli masyarakat yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Dilansir dari data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia terpantau telah mengalami deflasi sebesar 0,76 persen pada Januari 2025 secara bulanan (month-to-month).
Diketahui, salah satu faktor terbesar dibalik fenomena ini adalah pemberian diskon tarif listrik sebesar 50 persen bagi pelanggan rumah tangga dengan daya terpasang hingga 2.200 VA.
BACA JUGA:PWI Banten dan Kejati Sepakat Perkuat Kolaborasi Bidang Perluasan Informasi Hukum
BACA JUGA:KPK Sita Uang dan Jam saat Geledah Rumah Politikus Partai NasDem Ahmad Ali
Bahkan, Bank Indonesia (BI) pun turut merilis data yang mengonfirmasi penurunan daya beli ini.
Dalam data tersebut, disebutkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mengalami penurunan sejak pertengahan 2024, menunjukkan bahwa masyarakat semakin berhati-hati dalam berbelanja dan cenderung menahan konsumsi.
Menurut Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, tren ini bukan hanya mencerminkan sekedar deflasi harga, tetapi juga menandakan lemahnya permintaan domestik.
BACA JUGA:Banyak Markus Gentayangan, MA Harus Bersihkan Penyamun di Gedung Pengadilan!
BACA JUGA:Cie! Verrell Bramasta dan Fuji Tambah Dekat, Venna Melinda Kasih Lampu Hijau
"Penurunan daya beli tidak hanya mempengaruhi angka inflasi, tetapi juga struktur sosial ekonomi masyarakat," ujar Achmad ketika dihubungi oleh Disway pada Selasa 4 Februari 2025.
Menurut Achmad, penurunan jumlah kelas menengah berarti berkurangnya konsumsi rumah tangga, yang secara langsung berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Hal ini dikarenakan dengan konsumsi rumah tangga menyumbang lebih dari 55 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), perlambatan daya beli kelas menengah jelas menjadi ancaman besar bagi ekonomi Indonesia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: