Trump Ancam Iran Akan Dijadikan Seperti Iraq, Isu Program Nuklir Jadi Alasan Utama

Trump Ancam Iran Akan Dijadikan Seperti Iraq, Isu Program Nuklir Jadi Alasan Utama

Presiden Donald Trump kembali mengguncang dunia dengan kebijakan tarif agresifnya yang diumumkan pada “Liberation Day” (Hari Pembebasan).-dok disway-

Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan kembali kebijakan tersebut pada hari Minggu.

BACA JUGA:20 Persen Pemudik Bakal Berangkat Hari Ini dan Besok

BACA JUGA:PMJ Siap Amankan Mudik Lokal dan Wisatawan di Jakarta

"Negosiasi langsung dengan Amerika telah ditolak, tetapi Iran selalu terlibat dalam negosiasi tidak langsung, dan sekarang juga, Pemimpin Tertinggi telah menekankan bahwa negosiasi tidak langsung masih dapat dilanjutkan," katanya.

Trump juga mengancam apa yang disebut tarif sekunder, yang memengaruhi pembeli barang suatu negara, baik di Rusia maupun Iran. 

Diketahui bahwa Trump telah menandatangani perintah eksekutif minggu lalu yang mengesahkan tarif tersebut pada pembeli minyak Venezuela.

Trump tidak menguraikan lebih lanjut tentang tarif potensial tersebut.

BACA JUGA:38 Tersangka Korupsi Sholat Idul Fitri di Masjid KPK, Kelurga Bisa Berkunjung dan Kirim Makanan

BACA JUGA: Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno Salat Eid di Masjid Fatahillah Balaikota

Dalam masa jabatan pertamanya 2017-21, Trump menarik Amerika dari kesepakatan 2015 antara Iran dan negara-negara besar dunia yang menetapkan batasan ketat pada aktivitas nuklir Teheran yang disengketakan dengan imbalan keringanan sanksi.

Trump juga memberlakukan kembali sanksi Amerika yang lebih luas. 

Sejak saat itu, Republik Islam tersebut telah jauh melampaui batas yang disepakati dalam program pengayaan uraniumnya yang meningkat.

Teheran sejauh ini menolak peringatan Trump untuk membuat kesepakatan atau menghadapi konsekuensi militer.

Negara-negara Barat menuduh Iran memiliki agenda rahasia untuk mengembangkan kemampuan senjata nuklir dengan memperkaya uranium hingga tingkat kemurnian fisil yang tinggi, di atas apa yang mereka katakan dapat dibenarkan untuk program energi atom sipil.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads