Mendiktisaintek Ungkap Transformasi Pendidikan Tidak Bisa Ditunda, Harus Berdampak!

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto saat di Hardiknas 2025 menekankan urgensi transformasi pendidikan di era kketika masalah canggung (wicked problems) menjadi tantangan.-Annisa Zahro-
JAKARTA, DISWAY.ID - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto saat di Hardiknas 2025 menekankan urgensi transformasi Pendidikan di era kketika masalah canggung (wicked problems) menjadi tantangan.
Berbagai masalah-masalah global yang kompleks, saling terkait, dan tidak bisa diselesaikan dengan cara-cara biasa.
"Krisis iklim, ketimpangan ekonomi, revolusi digital, krisis kepercayaan sosial, serta disrupsi nilai dan pekerjaan akibat kecerdasan buatan. Semua ini menuntut kita untuk berpikir ulang, dan bertindak bersama," papar Brian dalam sambutannya di upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Kompleks Kemendikbudristek, Senayan, Jakarta, 2 Mei 2025.
BACA JUGA:Presiden Prabowo Hari Ini Akan Resmikan Renovasi Sekolah hingga Bantuan Honorer
BACA JUGA:Saldo Dana Bansos PKH 2025 Cair Rp750 Ribu untuk Balita dan Ibu Hamil, Cara Pakai NIK KTP
Maka dari itu, transformasi pendidikan tidak bisa ditunda mengingat pendidikan hari ini adalah wajah Indonesia di masa depan.
Dalam membentuk masa depan tersebut dipengaruhi seberapa kuat berbagai pihak membangun kolaborasi - lintas sektor, lintas generasi, lintas disiplin, dan lintas ekosistem.
"Di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, kami percaya bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang berdampak. Untuk mewujudkannya, kami menjalankan lima perilaku utama," cetus Brian kemudian.
BACA JUGA:Waduh! Bella Shofie Kena Tipu Jastip Online hingga Rp40 Juta
Sebagaimana pendidikan yang berdampak, pihaknya berfokus pada hasil (outcome) dan dampak (impact) yang ditimbulkan dari pendidikan itu sendiri.
"Kami tidak lagi cukup puas dengan laporan kegiatan dan angka-angka luaran (output). Yang lebih penting adalah: apa dampaknya bagi masyarakat? Apa perubahan nyatanya yang memberikan maslahat?" reka-rekanya.
Sejalan dengan itu, riset dan inovasi harus menjawab masalah nyata. "Kita dorong riset yang berakar pada tantangan Indonesia. Mulai dari ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, transisi energi, hingga adaptasi perubahan iklim," terangnya.
BACA JUGA:Bahlil: Kader AMPI Punya Posisi Strategis, Jadi Pilar Masa Depan Golkar
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: