Pemerintah Dorong Kerja Sama Multistakeholders untuk Wujudkan Ketahanan Siber Nasional

Pemerintah Dorong Kerja Sama Multistakeholders untuk Wujudkan Ketahanan Siber Nasional

Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi, pada pembukaan Indonesia-Australia Cybersecurity Symposium dan Workshop, Senin (16/06), di Jakarta-Dok.Kemenko Perekonomian-

Sementara itu, Deputi Bidang Strategi dan Kebijakan Keamanan Siber dan Sandi di Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Marsekal Muda TNI R. Tjahjo Khurniawan, mewakili Kepala BSSN, menyampaikan bahwa keamanan siber adalah tanggung jawab semua pihak (shared responsibility).

BACA JUGA:Kerjasama dengan Rusia, Danantara Indonesia Siap Luncurkan Platform Investasi RIDNIP

BACA JUGA:Anggota Komisi I DPR Andina Narang Sebut Kunjungan Prabowo ke Rusia Sebagai Langkah Strategis

“Jadi, Strategi Keamanan Siber Nasional dilaksanakan secara semesta melalui sinergi seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya.

“Pemerintah Australia bangga dapat bekerja sama dengan Indonesia untuk meningkatkan ketahanan siber kolektif di kawasan kita, serta menghadapi peluang dan tantangan dunia maya yang berkembang pesat,” lanjut Penasihat Menteri dari Kedutaan Besar Australia Jonathan Gilbert.

Lebih lanjut, Wakil Rektor Pendidikan Vokasional dan Wakil Presiden RMIT University Mish Eastman juga menekankan komitmen berkelanjutan dari RMIT untuk menyediakan pelatihan yang relevan dan diminati secara internasional.

“Simposium ini merupakan langkah menarik berikutnya dalam memanfaatkan keahlian riset global dan pengembangan keterampilan RMIT untuk menyesuaikan dengan kebutuhan keterampilan keamanan siber di Indonesia. Bersama-sama, kita dapat menciptakan solusi yang sesuai dan berskala besar untuk membangun ketahanan siber,” tutur Eastman.

BACA JUGA:Bibit Siklon Tropis 97S Sempat Terpantau di Perairan Lampung dan Banten, Apa Dampaknya?

BACA JUGA:Gelar Vendor Day 2025, Kilang Pertamina Tekankan Pada Kemitraan yang Bersih dan Taat Hukum

CEO Innov8 Technofarm Ritchie Glen mengungkapkan bahwa pihaknya sangat antusias mendukung upaya Indonesia dalam membina keseimbangan tersebut melalui kolaborasi regional menuju masa depan digital yang lebih aman.

Sebab, ketahanan siber berkembang seperti sebuah ekosistem, ketika talenta, infrastruktur, dan tata kelola berkembang secara bersamaan.

“Karena itu, jika kita dapat mempercepat persiapan fasilitas pelatihan khusus, itu akan menjadi nilai tambah. Oleh karena itu, pusat pelatihan kami siap menyelenggarakan program dan sertifikasi kelas dunia. Dari sisi bisnis, Innov8 telah mengalokasikan hampir USD1 juta untuk memulai pusat pelatihan keamanan siber kelas dunia di Jakarta,” pungkas Ritchie. 

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads