Dorong Communal Industry, Dompet Dhuafa Yogyakarta Pacu Ekonomi Industri Batik di Gunung Kidul

Dorong Communal Industry, Dompet Dhuafa Yogyakarta Pacu Ekonomi Industri Batik di Gunung Kidul

Program SIDOMUKTI, yaitu program pendidikan yang memiliki dua value utama: pertama, sebagai sarana edukasi untuk menjaga dan melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa--Dompet Dhuafa

JAKARTA, DISWAY.ID - Memasuki usia yang ke-32 tahun, Dompet Dhuafa terus berkomitmen menghadirkan inovasi untuk menjawab tantangan zaman.

Di tengah kondisi ekonomi nasional yang sedang menghadapi tantangan besar, di mana jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) semakin meningkat, lapangan kerja berkurang, dan angka kemiskinan pun kian bertambah, Dompet Dhuafa hadir untuk mengambil peran strategis melalui program-program pemberdayaan.

Sebagai Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang memiliki amanah menyalurkan dana zakat kepada fakir miskin dan asnaf lainnya, Dompet Dhuafa Yogyakarta terus melakukan berbagai terobosan.

Salah satunya diwujudkan melalui Program SIDOMUKTI, yaitu program pendidikan yang memiliki dua value utama: pertama, sebagai sarana edukasi untuk menjaga dan melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa; dan kedua, membekali keterampilan membatik yang memiliki nilai jual sebagai upaya membangun kewirausahaan baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat sekitar.

BACA JUGA:SELAMAT! Saldo DANA Gratis Rp431.000 Ditransfer ke Dompet Digital Kamu Siang Ini 8 Juli 2025, Cek Notifikasi Sekarang

Salah satu sekolah binaan Program Sidomukti adalah MI Muhammadiyah Pengkol, Nglipar Gunungkidul.

Murni selaku Kepala Sekolah saat ditemui 4 Juli 2025 menyampaikan rasa syukurnya atas hadirnya program ini. Sebelumnya, sekolah memiliki mata pelajaran muatan lokal membatik, namun karena keterbatasan perlengkapan dan pengetahuan dasar, sehingga mata pelajaran tersebut tidak berjalan.

Kini, dengan adanya Program Sidomukti, Alhamdulillah para guru sudah memiliki keterampilan dan mampu membatik mulai dari proses produksi hingga pewarnaan.

Selain itu, Murni menambahkan bahwa membatik bukan hanya sekadar melukis kain, tetapi juga melahirkan karya seni dengan makna mendalam.

Setiap coretan kuas memiliki arti tersendiri yang tidak bisa dipungkiri.

BACA JUGA:Dompet Dhuafa Gelar FGD Kolaborasi Pengelolaan Zakat untuk Pembangunan Ekonomi Umat Melalui Communal Industry

MI Muhammadiyah Pengkol, Nglipar menciptakan batik khas sekolah dengan corak daun jati dan ulat jati.

Filosofi ini diambil dari lingkungan sekitar sekolah yang banyak ditumbuhi pohon jati.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads