Makna Logo Baru PSI, Kaesang: Gajah Bukan Raja, Tapi Pelindung

SOLO, DISWAY.ID - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terpilih periode 2025–2030, Kaesang Pangarep, akhirnya angkat bicara soal logo baru PSI yang menuai berbagai tanggapan publik. 

Kaesang menanggapi isu warganet yang menyebut adanya simbol gajah kecil yang terlihat mengamuk dalam logo baru tersebut.

BACA JUGA:Kembali Terpilih Jadi Ketum, Kaesang Langsung Unjuk Gigi: Saya Sekarang Punya Banyak Waktu

BACA JUGA:Kaesang Pangarep Kembali Pimpin PSI, Usung Visi Besar Menuju Pemilu 2029

Ia menyampaikan bahwa makna gajah dalam logo PSI tidak berkaitan dengan kemarahan.

"Sebenarnya kurang etis buat saya sebagai ketua umum untuk menjelaskan, tapi izinkan saya menjelaskan mengenai gajah yang terlihat mau mengamuk," ujar Kaesang, usai kongres PSI hari pertama, dikutip 20 Juli 2025.

Lebih lanjut, Kaesang menegaskan bahwa simbol gajah justru menggambarkan karakter bertahan dan melindungi.

"Secara filosofi gajah itu tidak akan mengamuk ketika diserang maupun tidak diserang. Gajah selalu difensif, gajah mungkin memang bukan raja hutan, gajah adalah pelindung dari hutan," jelasnya.

Sebelumnya, Perubahan logo PSI ini dinilai sebagai bagian dari strategi politik untuk membangun citra baru partai.

BACA JUGA:Siapa Ronald Aristone dan Agus Mulyono? Berani Tantang Kaesang di Pemilihan Caketum PSI

"Saya kira pergantian logo tersebut dalam rangka untuk membangun citra wajah baru PSI, yang sekarang lekat dengan Jokowi," ujar Pengamat Politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Lili Romli saat dikonfirmasi, Rabu 16 Juli 2025.

Menurutnya, penggunaan simbol gajah bukan tanpa makna.

"Yang jelas, gajah adalah simbol binatang yang kuat dan kalau mengamuk bisa mengacak-ngacak semua. Dalam agama Hindu, gajah dikenal sebagai Ganesha, dewa pengetahuan, kebijaksanaan, dan penghalang rintangan," jelasnya.

Selain itu, Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) juga memberikan tanggapan terkait perubahan logo dan atribut PSI. Menurutnya, perubahan tersebut adalah hal yang wajar.

Sumber: