Atasi Banjir, Pemprov DKI Prioritaskan Normalisasi Kali Ciliwung
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memprioritaskan program normalisasi Kali Ciliwung dalam mengatasi permasalahan banjir di Jakarta-Dok.Pemprov DKI Jakarta-
Pendangkalan Kali Cakung Lama menjadi penyebab genangan air di kawasan Kelapa Gading saat hujan deras turun.
BACA JUGA:Kompolnas Cek Lokasi Tewasnya Diplomat Kemenlu, Ini Kata Cak Anam
Selain pengerukan, pembangunan tanggul Kali Cakung Lama akan dilakukan pertengahan 2025 hingga 2026.
Pemprov DKI juga sudah membuat perencanaan pembangunan rumah pompa baru di 13 titik.
Biaya yang diperlukan pembangunan rumah pompa lebih kurang mencapai Rp80 miliar.
"Seperti Rumah Pompa Sunter C misalnya, dengan tiga pompa utama itu masing-masing pompa kurang lebih Rp10 miliar yang dilengkapi dengan pipa dan fasilitas penunjang lainnya, itu total kurang lebih Rp80 miliar," papar Gubernur Pramono saat meninjau rumah pompa Sunter C di Jakarta Utara belum lama ini.
Kepala Dinas SDA DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum, menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan DPRD DKI Jakarta terkait rencana pembangunan 13 titik rumah pompa baru untuk mengurangi risiko banjir.
BACA JUGA:Cek Jadwal Layanan SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 22 Juli 2025, Lengkap Syarat Perpanjangnya
BACA JUGA:DPRD DKI Dorong Kenaikan Dana Operasional Kader Jumantik, Posyandu hingga PKK
"Lokasinya berada di Bulak Cabe, Kali Cakung Lama, Cilincing KBN, Warung Jengkol, Kampung Sawah Rawa Terate, Kayu Putih Rawa Terate, Ancol, IKIP, Cempaka Putih, Cempaka Putih Barat, Cengkareng, Manggaraya Greenfield, dan Daan Mogot," kata Ika.
Hingga saat ini, Dinas SDA DKI Jakarta telah menyiagakan 602 unit pompa stasioner di 205 lokasi serta 573 unit pompa mobile di lima wilayah Jakarta.
Bahkan, hingga 4 Juli 2025, Dinas SDA DKI Jakarta telah mengeruk 401.499 meter kubik pasir di 204 titik dengan rincian 90 titik di Jakarta Timur, 43 di Jakarta Barat, 21 di Jakarta Utara, 32 di Jakarta Selatan, dan 18 di Jakarta Pusat.
Penerapan teknologi juga dilakukan untuk mengendalikan banjir yakni sistem Supervisory Control and Data Acquisition untuk memantau sistem pompa secara otomatis sehingga dapat dikontrol dari jarak jauh.
Teknologi ini juga memungkinkan pengguna mengumpulkan data secara real time sehingga berguna dalam pengembangan pemodelan banjir untuk membantu analisa dan Early Warning System (EWS).
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: