Minyak Goreng, Power Jokowi Berimbas Inflasi Global

Minyak Goreng, Power Jokowi Berimbas Inflasi Global

Presiden Joko Widodo -Ilustrasi: Syaiful Amri/Disway.id/Foto: Setpres -disway.id

Kebijakan Jokowi pada akhirnya akan berdampak buruk bagi Indonesia dan Malaysia sendiri. 

”Kebijakan itu datang pada saat penyumbatan perdagangan internasional yang terjadi. Artinya rantai pasokan global serta ancaman inflasi yang lebih tinggi secara global,” jelas Tim Harcourt. 

Pembelian panik


Pedagang antre membeli minyak goreng curah murah di Pasar Pucang, Surabaya.-Julian Romadhona-

Pada hari Senin 26 April 2022, saham produsen minyak sawit Indonesia turun tajam, dengan beberapa perusahaan mengalami kerugian lebih dari 6 persen.

Selain minyak goreng, minyak sawit digunakan untuk berbagai macam produk mulai dari cokelat hingga kosmetik dan biofuel.

”Minyak sawit juga digunakan dalam barang-barang kemasan seperti sampo, sehingga larangan tersebut menambah tekanan harga secara global untuk rumah tangga,” kata Nguyen dari Natixis.

Sementara larangan tersebut telah mengirimkan gelombang kejutan melalui pasar global, beberapa analis Indonesia berpendapat bahwa Jakarta benar untuk mengutamakan konsumen lokal.

”Saya kira pelarangan itu tidak mendadak, karena pemerintah memiliki kewajiban pasar domestik yang mengharuskan pelaku usaha memprioritaskan pasokan ke pasar domestik dalam kondisi tertentu,” kata Agus Eko Nugroho, Analis Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia. 

Nugroho mengatakan, krisis ekonomi yang dipicu oleh pandemi COVID-19 mulai mereda dan negara perlu menjaga momentum pemulihan ekonomi pada 2022.


Tingginya harga minyak goreng kemasan membuat para pedagang makanan terpaksa melakukan efesiensi dengan jalan mencampur dengan minyak goreng curah untuk menyeimbangkan harga dagangan. -Syaiful Amri/Disway.id-disway.id

”Namun tekanan inflasi pangan secara global dapat menurunkan konsumsi rumah tangga miskin di Indonesia sehingga meningkatkan kemiskinan,” ujarnya. 

”Disparitas harga domestik dan luar negeri tidak boleh menyebabkan kelangkaan di pasar domestik, yang berpotensi menimbulkan panic buying,” terang Nugroho.  

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: