MRT Jakarta Bakal Tembus Serpong Tangsel, Studi Kelayakan Dimulai
MRT Jakarta Bakal Tembus ke Tangsel, Pramono: Gubernur Banten Menyambut Baik-Istimewa-
JAKARTA, DISWAY.ID – PT MRT Jakarta (Perseroda) bersama PT Bumi Serpong Damai Tbk (Sinar Mas Land) memulai langkah menuju perpanjangan jalur MRT North-South Line dari Lebak Bulus ke Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel).
Nota kesepahaman (MoU) untuk studi kelayakan ditandatangani pada Kamis (24/7/2025) di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, disaksikan Wakil Gubernur Banten Achmad Dimyati Natakusumah, Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie, dan pejabat terkait.
Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat mengatakan, studi kelayakan akan fokus pada tiga aspek: penentuan trase, pengaturan kelembagaan, dan skema pembiayaan.
BACA JUGA:Biaya Pembangunan MRT Bundaran HI-Depo Ancol Butuh Rp20 Triliun
“Kami ingin memastikan trase yang efisien, melibatkan pemerintah daerah, dan mencari pendanaan yang tidak membebani APBN/APBD, seperti skema bisnis-ke-bisnis atau KPBU,” ujarnya.
Rencana perpanjangan jalur ini mencakup 12 stasiun sepanjang 22,6 kilometer jalur layang, menghubungkan Lebak Bulus, Ciputat, Pondok Cabe, Pamulang, hingga Serpong, dengan BSD City sebagai titik strategis.
Proyek senilai Rp19,5 triliun ini diproyeksikan melayani 204.119 penumpang per hari pada 2030. Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta Farchad Mahfud menegaskan, studi ini akan menentukan kelayakan teknis dan finansial, dengan tim khusus yang ditargetkan menyelesaikan kajian dalam waktu kurang dari setahun.
Wakil Presiden Direktur Sinar Mas Land Irawan Harahap menyebut perpanjangan ini krusial untuk mengatasi kemacetan Jabodetabek, yang merugikan ekonomi hingga Rp100 triliun per tahun berdasarkan data Bappenas.
“Perjalanan dari BSD ke Lebak Bulus bisa memakan 30-45 menit. Dengan MRT, konektivitas akan jauh lebih efisien,” katanya.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan dukungan penuh, sejalan dengan visi Gubernur Banten Andra Soni untuk meningkatkan konektivitas regional. Namun, koordinasi lintas pemerintahan menjadi tantangan, mengingat saham MRT Jakarta dimiliki 51 persen oleh Pemprov DKI dan 49 persen oleh pemerintah pusat.
BACA JUGA:Jakarta Siap Bantu Bali Bangun MRT, Beri Dukungan Teknis dan Finansial
Proyek ini juga sejalan dengan pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Perpanjangan MRT diharapkan mendukung mobilitas rendah emisi, terutama dengan kehadiran stasiun pengisian kendaraan listrik (SPKLU) di Jabodetabek dan pabrik baterai EV di Karawang yang baru diresmikan Presiden Prabowo Subianto pada 29 Juni 2025.
Hingga kini, belum ada jadwal pasti untuk pembangunan. Namun, dengan proyek MRT lain seperti Bundaran HI-Ancol ditargetkan beroperasi 2027, jalur Serpong kemungkinan baru beroperasi setelah 2030. Untuk mendukung konektivitas, MRT Jakarta juga berencana menambah kapasitas parkir motor di Stasiun Lebak Bulus hingga 2.300 unit.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
