Manchester United Rekrut Gianluigi Donnarumma? Fabrizio Romano Ungkap PSG Bakal Menyesal

Selain itu, PSG juga mengincar kiper Lille, Lucas Chevalier, yang dianggap sebagai model ideal untuk filosofi permainan Luis Enrique di Parc des Princes.

BACA JUGA:Weah Tertahan di Juventus: Marseille Tawar 15 Juta Euro, Si Nyonya Tua Minta Lebih

BACA JUGA:Media VIetnam Sebut 'Timnas Indonesia Dalam Kutukan', Gerald Vanenburg: Silahkan Remehkan, Tapi Ingat..

Menjual Donnarumma berarti PSG bisa membebaskan tagihan gaji besar, membuka peluang untuk merekrut pemain baru yang lebih sesuai dengan sistem pelatih.

Namun, keputusan ini berisiko menjadi bumerang, dengan potensi penyesalan di kemudian hari.

Sejarah PSG seringkali mencatat kepergian bintang besar yang kemudian menjadi sukses di klub lain, seperti Christopher Nkunku dan Moussa Diaby.

Penjaga gawang, terutama yang berbakat seperti Gianluig Donnarumma, sering kali mencapai puncak performa mereka di usia yang lebih matang.

Di usia 26 tahun, ia masih memiliki satu dekade penuh untuk mengasah kemampuan teknik kakinya sembari mempertahankan keterampilan penyelamatan kelas dunia.

BACA JUGA:Demi Puaskan Cristiano Ronaldo, Al Nassr Habiskan Uang Rekrut Pemain Buangan Bintang Manchester United

BACA JUGA:Penyerang Serbia Diincar Man United dan Tottenham Hotspur, Al-Hilal Jual Murah Aleksandar Mitrovic

Menyerahkan Donnarumma sekarang bisa jadi merupakan kesalahan strategis, yang tidak hanya melepas talenta brilian ke rival, tetapi juga mengulang kesalahan yang telah dilakukan di masa lalu.

Namun, lebih dari itu, kisah Donnarumma juga mencerminkan pertanyaan yang lebih besar tentang identitas dan arah PSG ke depan.

Menjual Gianluig Donnarumma akan mengirimkan pesan tegas, tidak ada pemain yang lebih besar dari klub, dan kesesuaian taktik adalah prioritas utama.

Ini adalah keputusan besar yang memunculkan pertaruhan antara mengejar kesempurnaan sistem atau mengambil risiko kehilangan bakat generasi.

Keputusan masa depan Donnarumma akan menentukan arah PSG untuk tahun-tahun mendatang, baik dari segi filosofi permainan maupun dalam hal pembangunan skuat jangka panjang.

Sumber: