Ketimpangan Data Kemiskinan: BPS Ungkap 23 Juta, Bank Dunia Sebut 194 Juta Warga RI Miskin
Perbedaan mencolok terjadi dalam laporan angka kemiskinan Indonesia (RI), antara Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Dunia-Illustrasi-
JAKARTA, DISWAY.ID -- Perbedaan mencolok terjadi dalam laporan angka kemiskinan Indonesia (RI), antara Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Dunia.
BPS mencatat tingkat kemiskinan per Maret 2025 sebesar 8,74 persen atau sekitar 23,85 juta jiwa.
Namun, Bank Dunia menyebut angka tersebut jauh lebih tinggi, mencapai 68,2 persen dari total penduduk atau setara 194 juta jiwa.
BACA JUGA:1.252 Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Laga Final AFF Indonesia vs Vietnam di GBK
BACA JUGA:Setelah Hasto Divonis, Begini Nasib Harun Masiku Menurut KPK
BPS menjelaskan perbedaan tersebut muncul karena perbedaan metodologi.
BPS menggunakan pendekatan kebutuhan dasar atau Cost of Basic Needs (CBN), yang menghitung pengeluaran minimum untuk makanan dan non-makanan berdasarkan standar konsumsi nasional.
Garis kemiskinan versi BPS untuk Maret 2025 ditetapkan sebesar Rp 609.160 per kapita per bulan, atau sekitar Rp 20.305 per hari.
Sementara itu, Bank Dunia menggunakan standar internasional berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP), untuk kelompok negara berpenghasilan menengah atas, dengan ambang batas US$6,85 PPP per hari.
Jika dikonversikan, angka ini setara dengan Rp5.993 per dolar PPP, yang digunakan untuk membandingkan kondisi antarnegara secara global.
BACA JUGA:Fakta-Fakta Penyebab Kebakaran Hebat di Taman Puring Jaksel, Diduga Korsleting Listrik!
BACA JUGA:Profil dan Rekam Jejak Kwik Kian Gie, Ekonom Senior yang Peduli Pendidikan
Data Bank Dunia bukan ditujukan untuk kebijakan lokal, melainkan sebagai tolok ukur global.
Namun, perbedaan yang terlalu jauh ini memicu pertanyaan serius mengenai akurasi data kemiskinan nasional.
CELIOS Kritik Definisi Kemiskinan BPS
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
