Menteri Luar Negeri Nepal Dipukuli Pengunjuk Rasa, Rumah Arzu Deuba Dihancurkan
Menteri Luar Negeri Nepal, Arzu Rana Deuba, menjadi korban serangan brutal setelah rumahnya diserbu oleh massa pengunjuk rasa--NDTV
JAKARTA, DISWAY.ID – Aksi protes besar-besaran di Nepal yang awalnya digerakkan oleh anak-anak muda kini berubah menjadi kekacauan penuh kekerasan.
Menteri Luar Negeri Nepal, Arzu Rana Deuba, menjadi korban serangan brutal setelah rumahnya diserbu oleh massa pengunjuk rasa dilansir dari NDTV.
Dalam video mengejutkan yang beredar luas di media sosial, Deuba terlihat berlumuran darah, dipukul di wajah, dan ditendang dari belakang oleh sekelompok demonstran yang marah.
Peristiwa itu terjadi di tengah gelombang demonstrasi yang meletus sejak awal minggu ini, dipicu oleh ketidakpuasan publik terhadap korupsi, nepotisme, serta pemblokiran media sosial oleh pemerintah.
Rekaman yang viral menunjukkan Deuba yang berusia 63 tahun berusaha menyeka darah dari wajahnya, dikelilingi oleh kerumunan yang merekam insiden tersebut dengan ponsel mereka.
Tak lama setelah itu, video lain menunjukkan momen saat Deuba ditendang dan dipukul di wajah, ketika massa berhasil menerobos masuk ke kediamannya.
Rumahnya dilaporkan dirusak dan dijarah, dengan simbol-simbol kemarahan massa terpampang jelas di dinding dan pagar.
BACA JUGA:Menteri Keuangan Nepal Dipukuli dan Dibuang ke Sungai, Perdana Menteri Mengundurkan Diri
Korban Jiwa dan Ketegangan Nasional
Menurut laporan resmi, sedikitnya 21 orang tewas dan lebih dari 300 lainnya luka-luka dalam bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan di berbagai kota besar, termasuk ibu kota Kathmandu.
Visual dari lapangan memperlihatkan suasana mirip medan perang, dengan barikade, gas air mata, dan bentrokan fisik di jalanan yang dikuasai oleh ribuan pemuda dan pemudi.
Demo ini dipelopori oleh generasi muda Nepal — mayoritas dari kalangan Gen Z — yang menuntut perubahan nyata dalam sistem pemerintahan. Mereka membawa spanduk bertuliskan:
"Shut down corruption, not social media"
"Unban social media"
"Youths against corruption"
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
