bannerdiswayaward

13 Hari Menembus Sunyinya Gunung Patah, Tim Mapala UI Temukan Surga dan Misteri!

13 Hari Menembus Sunyinya Gunung Patah, Tim Mapala UI Temukan Surga dan Misteri!

Gunung Patah, salah satu gunung paling misterius dan jarang terdengar di Indonesia, menjadi saksi bisu perjalanan 42 anggota Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) dalam ekspedisi bertajuk Satria Hutan Indonesia (SHI) 2025.--UI

JAKARTA, DISWAY.IDGunung Patah, salah satu gunung paling misterius dan jarang terdengar di Indonesia, menjadi saksi bisu perjalanan 42 anggota Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) dalam ekspedisi bertajuk Satria Hutan Indonesia (SHI) 2025.

Selama 13 hari, mereka menembus lebatnya hutan lindung Raja Mendara di perbatasan Bengkulu dan Sumatera Selatan, menghadapi alam liar, menjalani ritual adat, hingga menemukan kejutan yang tak terduga di kedalaman hutan.

Pada tanggal 5 Agustus 2025, tim yang terdiri dari 24 calon anggota dan 18 anggota penuh Mapala UI memulai perjalanan dari Desa Manau Sembilan II, Kabupaten Kaur, Bengkulu.

BACA JUGA:Tak Hanya Mendaki, Anak Desa Jadi Rajin Baca Buku Berkat Mapala UI

Jalur sepanjang 45 km ini terkenal panjang dan sepi, melintasi medan berat yang dipenuhi akar pohon, tanah basah, pohon tumbang, dan gangguan dari pacet serta lebah hutan.

Sebelum memasuki hutan, tim menjalani ritual adat berupa ziarah ke makam puyang, leluhur yang dihormati masyarakat setempat.

Dengan membawa segelas kopi, teh, nasi, sambal, dan telur rebus, mereka memohon restu agar pendakian berlangsung lancar dan aman.

“Ini bukan sekadar tradisi, tapi bentuk penghormatan terhadap alam dan leluhur,” ujar Pak Haji Dul Samat, tokoh adat Manau Sembilan.

BACA JUGA:Himapala Universitas Esa Unggul Gelar Acara Buka Bersama Bertema Lentera Ramadhan

Hujan Deras, Satwa Langka, dan Penemuan Aneh

Hampir setiap hari, hujan deras mengguyur tim di tengah hutan tropis yang rapat.

Namun, tantangan itu terbayar lunas ketika mereka berhasil menyaksikan langsung Burung Rangkong, satwa langka dan ikonik yang mulai sulit ditemukan di alam liar.

Namun bukan itu saja kejutannya. Di ketinggian antara 1.987–2.000 mdpl, tim menemukan tulang belulang berukuran besar yang tersusun rapi.

Berdasarkan observasi awal, tulang tersebut menyerupai tulang gajah, padahal habitat gajah liar di Bengkulu kini hanya terpusat di dataran rendah kawasan Seblat. Temuan ini meninggalkan misteri yang belum terjawab hingga kini.

"Tulangnya sebesar tubuh manusia dan berada di ketinggian 2.000 meter. Ini sangat tidak biasa dan masih harus diteliti lebih lanjut," ujar salah satu anggota tim.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads