BNI Catat Kinerja Fundamental Solid Kuartal III 2025, Digitalisasi dan CASA Jadi Motor Pertumbuhan
Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan mengatakan, strategi penguatan kualitas portofolio dan efisiensi pendanaan yang disiplin membuat BNI tetap tangguh menghadapi volatilitas, sekaligus menjaga keseimbangan pertumbuhan di seluruh segmen bisnis.-dok disway-
Segmen konsumer juga menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan 9,6 persen YoY menjadi Rp150,2 triliun, ditopang pembiayaan KPR, personal loan, dan kartu kredit. Sinergi dengan anak perusahaan turut memperkuat ekosistem bisnis BNI, tercermin dari pertumbuhan kredit usaha di level grup yang naik 15,3 persen YoY menjadi Rp17,4 triliun.
Guna menjaga kualitas aset dan profil risiko bank tetap sehat, perseroan terus memperkuat ketahanan keuangannya melalui pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang solid dan disiplin.
Hingga akhir kuartal III 2025, CKPN BNI tercatat sebesar Rp34,7 triliun, dengan rasio cakupan terhadap kredit bermasalah (NPL coverage ratio) mencapai 222,7 persen.
Penguatan cadangan yang dilakukan secara selektif ini menegaskan komitmen BNI dalam mengantisipasi potensi risiko kredit serta menjaga ketahanan keuangan yang berkelanjutan.
"Kami terus memperkuat kualitas portofolio kredit dan menerapkan risk-based provisioning untuk memastikan ketahanan jangka panjang," tambah Paolo.
Digitalisasi Dorong CASA dan Fee Income
Direktur Treasury & International Banking Abu Santosa Sudradjat menuturkan, strategi digital transaction banking yang agresif telah menciptakan pertumbuhan yang kuat. BNI mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 21,4 persen YoY menjadi Rp934,3 triliun, dengan CASA naik 13,3 persen YoY menjadi Rp613,4 triliun.
"Porsi dana murah ini memperkuat struktur pendanaan dan menekan biaya dana (cost of fund), menjaga profitabilitas tetap sehat," ujar Abu.
Selain peningkatan DPK khususnya CASA, strategi digital transaction banking yang agresif juga menghasilkan pertumbuhan fee-based income sebesar 11 persen YoY dan berkontribusi sebesar 30 persen dari total fee-based income BNI hingga akhir kuartal III tahun 2025.
Pertumbuhan tersebut banyak didorong oleh akselerasi kanal digital, khususnya aplikasi wondr by BNI, yang mencatat lonjakan pengguna dari 2,8 juta pada September 2024 menjadi 10,5 juta pengguna per September 2025.
Nilai transaksi wondr by BNI mencapai Rp783 triliun, dengan 866 juta transaksi tercatat sepanjang periode yang sama.
Selain itu, kanal BNIdirect untuk segmen korporasi mencatat nilai transaksi Rp8.080 triliun, tumbuh 26,7 persen YoY, dan volume transaksi naik 14,8 persen menjadi 1.061 juta. Pertumbuhan ini turut memperkuat pendapatan berbasis komisi (fee income) yang berkelanjutan.
BACA JUGA:Alasan Kejagung 'Obok-obok' Kantor Bea Cukai, Ternyata ada Kerja Sama dengan Kemenkeu
BACA JUGA:Karyawan SPPG Dianiaya dan Dilecehkan Atasan di Bekasi, Polisi Dalami CCTV
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: