Kerja Sama Indonesia–Taiwan: Teknologi Kapal Tanpa Awak Bantu Bersihkan Laut

Kerja Sama Indonesia–Taiwan: Teknologi Kapal Tanpa Awak Bantu Bersihkan Laut

Kerja Sama Indonesia–Taiwan: Teknologi Kapal Tanpa Awak Bantu Bersihkan Laut---Dok. Istimewa

JAKARTA, DISWAY.ID - The Habibie Center (THC) bersama Ocean Affairs Council (OAC) Taiwan menggelar Lokakarya Internasional bertajuk “Indonesia-Taiwan Collaboration in Scaling Up Marine Plastic Debris Governance in the Indo-Pacific.”

Acara ini merupakan lanjutan dari kerja sama antara THC dan OAC dalam proyek pengelolaan sampah laut di Indonesia, sekaligus menegaskan pentingnya kolaborasi multipihak dalam menjaga ekosistem laut kawasan Indo-Pasifik.

Lokakarya yang dihadiri oleh pembicara dari Indonesia, Jepang, Filipina, dan Taiwan ini dibuka secara resmi oleh Direktur Eksekutif THC, Mohammad Hasan Ansori, Ph.D., dan Direktur Departemen Pembangunan Internasional OAC, Lee Shan Ying, Ph.D.

BACA JUGA:Indohealthcare GAKESLAB Expo 2025: Pameran Internasional Dorong Kemandirian Industri Alat Kesehatan Nasional

Kolaborasi Multipihak Jadi Kunci Atasi Krisis Sampah Laut

Dalam sambutannya, Dr. Ansori menekankan bahwa tumpukan sampah plastik di laut sudah menjadi masalah serius yang terus meningkat setiap tahun.

Ia menegaskan, dibutuhkan kerja sama lintas negara dan lintas sektor untuk menekan volume sampah yang masuk ke badan air seperti sungai, danau, hingga laut.

“Kerja sama ini diharapkan bisa menggabungkan kekuatan serta pengalaman berbagai pihak dalam meminimalkan sampah yang bocor ke laut,” ujarnya.

Sementara itu, Dr. Lee menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam menciptakan perubahan positif.

Menurutnya, Taiwan telah lama membangun budaya peduli lingkungan sejak dini melalui sistem pendidikan dan inovasi berbasis komunitas.

“Anak muda di Taiwan aktif mengelola sampah dan mengembangkan berbagai inovasi daur ulang. Pendekatan ini ingin kami bagikan kepada Indonesia agar bisa menjadi katalis dalam memperkuat tata kelola sampah di kawasan,” jelasnya.

BACA JUGA:Kelebihan Platform Baru Darion, Padukan 4 Teknologi Terbaik dari Wuing

Tiga Sesi Utama Bahas Strategi dan Inovasi

Lokakarya internasional ini terbagi dalam tiga sesi utama dengan tema yang saling melengkapi:

  1. Sesi pertama: “Kemitraan Multipihak untuk Pencegahan Sampah Plastik Laut di Indo-Pasifik” dipaparkan oleh Prof. Muhammad Reza Cordova, Peneliti Ahli Utama BRIN dan Konsultan THC. Ia mengungkapkan bahwa implementasi Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2018 berhasil menurunkan sampah darat ke laut hingga 41,68%. Namun, angka tersebut dinilai belum cukup, sehingga dibutuhkan pendekatan sistemik dari hulu ke hilir.
  2. Sesi kedua: membahas “Praktik Baik dan Inovasi dalam Pengelolaan Sampah dari Jepang dan Filipina.” Dalam sesi ini, Michikazu Kojima dari ERIA dan Kim Cyrus M. Miranda dari Departemen Lingkungan Filipina menyoroti pentingnya lokalisasi inovasi serta penguatan kapasitas pemerintah daerah dan produsen agar lebih bertanggung jawab terhadap timbulan sampah.
  3. Sesi ketiga: diisi oleh Cheer Chen dan Yu Ting Tseng dari Azure Alliance Taiwan yang memperkenalkan teknologi canggih pengelolaan sampah laut, termasuk kapal tanpa awak untuk mengumpulkan sampah di perairan. Inovasi ini dikembangkan melalui kerja sama lintas sektor, melibatkan pemerintah, universitas, serta dukungan perusahaan besar seperti Acer dan Google.

BACA JUGA:Teknologi Route Optimization, Solusi Cerdas untuk Perusahaan Logistik

Target Pengurangan 70 Persen Masih Jadi Tantangan

Prof. Reza menjelaskan bahwa meski target nasional pengurangan sampah laut sebesar 70% diharapkan tercapai tahun ini, data menunjukkan angka tersebut masih belum terpenuhi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads