Simon Tahamata Cerdik! Winger Klub Yunani Jago Duel Tiba di Indonesia, Skuad Timnas Indonesia U-22 Makin Lengkap!
Kepala pencari bakat PSSI, Simon Tahamata cerdik, membawa kabar menggembirakan dengan membawa Luke Xavier Keet dari klub GS Ilioupolis di Liga Yunani (Super League 2) dalam pemusatan latihan Timnas Indonesia U-22 di bawah arahan Indra Sjafri-Tangkapan layar instagram@lukekeet-
Dengan gaya bermain yang agresif dan kemampuan duel kuat, Luke Keet diproyeksikan menambah daya dobrak di sisi sayap bersama Hokky Caraka, Rafael Struick, dan Marselino Ferdinan.
“Liga Yunani dikenal keras dan penuh duel fisik. Tempat yang ideal untuk membentuk karakter pemain tangguh,” ujar salah satu staf pelatih yang memantau perkembangan Luke di sesi latihan.
Masuknya Luke Keet menunjukkan keseriusan Indra Sjafri dalam memperkuat skuad dengan talenta diaspora.
BACA JUGA:Lamine Yamal Masih Rentan Cedera, Hansi Flick Peringatkan RFEF Hati-hati
Kini, pencarian bakat PSSI yang dipimpin Simon Tahamata semakin luas, tidak hanya berfokus di Belanda, tetapi merambah hingga Eropa Timur.
Simon Cerdik! Kriteria Baru: Mental Baja dan Berani Duel
Kepala pencari bakat PSSI, Simon Tahamata, akhirnya mengungkapkan filosofi di balik seleksi ketat pemain diaspora.
Mantan legenda Ajax Amsterdam itu menegaskan, ia tidak hanya mencari pemain yang piawai secara teknik, tapi juga memiliki mental juang luar biasa.
“Saya mencari pemain yang berani berduel dan tidak takut gagal,” tegas Simon.
BACA JUGA:Cristiano Ronaldo Sesumbar! Usia 40 Tahun Tantang Liga Inggris: Saya Bisa Tembus 80 Gol
BACA JUGA:Empat Bulan Cedera Lutut, Enzo Fernandez Akhirnya Putuskan Rehat dari Argentina
Dua hal itu, menurutnya, menjadi fondasi penting untuk membentuk tim nasional yang kuat secara mental dan tak mudah gentar di lapangan.
Simon Tahamata tak ingin lagi melihat pemain Indonesia kalah mental saat berhadapan dengan lawan bertubuh besar atau bermain di bawah tekanan tinggi.
“Pemain harus punya keberanian mengambil risiko. Jangan sembunyi dari bola, jangan takut salah. Itu yang membedakan pemain hebat dengan pemain biasa,” tambahnya.
Filosofi “berani dan pantang takut gagal” ala Simon ini diyakini akan mengubah paradigma sepak bola Indonesia ke arah yang lebih modern dan profesional.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
