bannerdiswayaward

Respons Penjarahan di Sibolga, Muzani Minta Aparat dan BNPB Gerak Lebih Cepat Penuhi Kebutuhan Masyarakat

Respons Penjarahan di Sibolga, Muzani Minta Aparat dan BNPB Gerak Lebih Cepat Penuhi Kebutuhan Masyarakat

berharap aparat bersama BNPB terus bekerja keras agar distribusi bantuan bisa menjangkau masyarakat secepat mungkin.-Disway/Anisha Aprilia -

JAKARTA, DISWAY.ID-- Ketua MPR RI Ahmad Muzani merespon terjadinya penjarahan minimarket di Sibolga usai peristiwa banjir bandang.

Ia menyebut saat ini pemerintah tengah memenuhi kebutuhan-kebutuhan para pengungsi.

BACA JUGA:Verrell Bramasta Kunjungi Korban Bencana di Padang Diserbu Emak-Emak, Netizen Titip Salam ke Zulkifli Hasan

BACA JUGA:Soroti Kayu Gelondongan, Lasarus: Banjir di Pulau Sumatera Bukan Sekadar Hujan

"Pemerintah sedang melakukan tindakan-tindakan cepat untuk segera memenuhi kebutuhan saudara-saudara kita, sahabat-sahabat kita yang sekarang ini mengalami musibah, termasuk di tenda-tenda pengungsian," kata Muzani, Selasa, 2 Desember 2025.

Ia berharap aparat bersama BNPB terus bekerja keras agar distribusi bantuan bisa menjangkau masyarakat secepat mungkin.

“Mudah-mudahan tindakan yang cepat dari aparat kepolisian, TNI, dan BNPB bisa cepat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan oleh masyarakat, sehingga apa yang diberitakan itu bisa cepat dicegah,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian merespon soal isu penjarahan usai terjadinya bencana banjir bandang di beberapa daerah.

BACA JUGA:Gubernur Pramono Anggap PBB Keliru Tetapkan Jakarta Jadi Kota Terpadat di Dunia

BACA JUGA:8 Rekomendasi Body Scrub untuk Memutihkan Kulit Paling Favorit 2025, Cerah Merata dan Lembap Seharian!

Ia menyebut hal itu terjadi karena wilayah tersebut sulit diakses untuk dikirimkan bantuan. Sehingga, bantuan terisolir dan stok makanan berkurang.

"Tadi masalah penjarahan, ya, ini beberapa daerah yang terjadi, kebanyakan yang terekspos di daerah Sibolga. Karena memang banyak yang daerah yang terisolir tadi, dan gak gampang untuk langsung melakukan dropping (bantuan) kepada mereka. Stok mereka mungkin kurang, lapar, tapi kemudian ada yang masuk ke pertokoan," kata dia di kantor Kemendagri, Senin, 1 Desember 2025.

Mantan Kapolri itu pun menyinggung permasalahan serupa pernah terjadi saat bencana gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, pada 2018 lalu.

Pada hari ketiga bencana di Palu, kata dia, semua akses baik dari jalur darat, laut, hingga udara sudah lumpuh. Saat itu, Tito menyebut penjarahan pun terjadi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads