Ustaz Jazir ASP Wafat, Penggerak Masjid Jogokariyan yang Mengubah Tempat Ibadah Jadi Pusat Peradaban Umat

Berbagai inovasi lahir, mulai dari angkringan halaman masjid, program pengelolaan kas masjid berbasis jamaah, hingga gerakan dakwah yang menyentuh kebutuhan riil masyarakat.

Model pengelolaan Masjid Jogokariyan bahkan menjadi rujukan nasional dan internasional, memperlihatkan bagaimana masjid dapat hadir sebagai solusi sosial di tengah masyarakat.

BACA JUGA:Prabowo Instruksikan Penanganan Bencana Aceh dan Sumatera Dilakukan Cepat, Tepat, dan Terkoordinasi

Kesaksian Gus Isqowi: Pejuang Sunyi Dunia Kemasjidan

Duka juga datang dari pendakwah muda di Jakarta, KH Isqowi Indaddin (Gus Isqowi), yang menyebut wafatnya Ustaz Jazir ASP sebagai kehilangan besar bagi dunia kemasjidan Indonesia.

“Hari ini umat Islam—terkhusus dunia kemasjidan—kehilangan seorang pejuang sunyi. Bekerja dalam diam, tetapi jejak baktinya begitu dalam,” tulis Gus Isqowi dalam kesaksiannya.

Gus Isqowi mengenang perjumpaan panjangnya dengan almarhum sejak akhir 1980-an, saat keduanya terlibat dalam gerakan pemberantasan buta huruf Al-Qur’an yang dimotori KH As’ad Humam. Dari gerakan inilah lahir metode Iqro, serta TK Al-Qur’an dan TPA pertama di Indonesia.

“Saya bersaksi, Ustaz Jazir ASP adalah bagian penting dari sejarah itu,” ujarnya.

BACA JUGA:Kelakar Prabowo Pusing Kasih Bonus Peraih 91 Emas di SEA Games 2025: 'Sabdo Pandito Ratu'

Keduanya sempat terpisah oleh waktu, hingga kembali dipertemukan pada 2022 dalam forum Kolaborasi Masjid Pemberdaya (KMP), di mana Ustaz Jazir dipercaya sebagai Wali Amanah KMP Nasional.

“Masjid Jogokariyan dan ribuan masjid di negeri ini menjadi saksi atas baktimu,” tutur Gus Isqowi.

Kepergian Ustaz Muhammad Jazir ASP meninggalkan warisan besar tentang masjid yang hidup, mandiri, dan membumi serta teladan tentang dakwah yang dijalankan dengan ketulusan, kesederhanaan, dan keberpihakan pada umat.

Sumber: