Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo SIP sendiri berkunjung ke kediaman Aryanto pada Kamis 5 Mei lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Pangdam mengungkapkan bahwa sangat mengapresisasi temuan dari Aryanto.
"Kalau bicara nilai tentang migas atau bahan bakar ini merupakan nilai strategis. Jadi kita harus mengangkat nilai utama sebagai acuan atau sebagai sebagai produk pengganti BBM ini,” ungkapnya.
“Artinya cukup dengan air sudah bisa menggunakan kendaraan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,” tandas Kunto.
BACA JUGA:Benzema Dituduh Sebagai Anggota Teroris
Saat ini, Menurut Aryanto, Nikuba sedang dalam proses pengurusan legalitas dan administrasi lainnya.
“Saya akan urus dulu legalitasnya dan jika sudah ada, maka saya akan segera kembali memproduksi Nikuba untuk pesanan dari Pak Pangdam Siliwangi,” tambah Aryanto sambil menambahkan akan memasarkan alat ini dengan banderol harga Rp 4,5 juta.
Sejarah Penggunaan Hidrogen Pada Kendaraan
Mengubah hidrogen menjadi bahan bakar bukan yang pertama kalinya terdengar.
Dirangkum dari berbagai sumber, sejarah penggunaan bahan bakar hidrogen terdapat cerita kecelakaan akibat penggunaan tersebut.
Salah satunya adalah peristiwa bersejarah meledaknya pesawat Hindenburg pada tanggal 6 Mei 1937.
Hindenburg merupakan kapal udara Zeppelin Jerman yang habis terbakar hanya dalam waktu beberapa menit saat akan berlabuh di Stasiun Angkatan Udara Lakehurst di New Jersey, Amerika Serikat.
Akibat musibah ini sebanyak 35 orang meninggal dunia dari 62 total penumpang.
Beberapa pabrikan kendaraan seperti Toyota, Hyundai, Honda dan beberapa lainnya juga pernah mengembangkan penggunaan bahan ini untuk produk mereka.