Warga di sini tahunua kalau masjid ini merupakan salah satu peninggalan Syekh Karan. Adapun penamaan masjid Baitul Arsyi, ini diambil dari bahasa Arab bisa diartikan tempat ibadah di puncak atau di atas.
“Kalau melihat lokasi bangunan masjid memang berada di dataran tinggi. Berada di Lereng Gunung Karang,” katanya.
Di dalam area masjid terdapat sumber mata air yang sangat jernih. Airnya tetap mengalir sekalipun musim kemarau.
“Sehingga mata airnya memberikan banyak manfaat. Terutama untuk berwudhu tidak pernah mengalami kesulitan karena memang terdapat mata air,” katanya.
Burhanudin warga lainnya menuturkan, bahwa Masjid Baitul Arsyi ini juga pada zaman penjajahan kolonial Belanda menjadi tempat persembunyian warga.
Hal itu dapat terlihat dari bagian dinding masjid terbuat dari papan terdapat lubang diperkirakan bekas peluru yang ditembakan oleh penjajah.(*)