JAKARTA, DISWAY.ID - Kamu pasti sering mendengar istilah cinta itu buta, kan? Hal tersebut mungkin benar adanya, ya. Karena terkadang,banyak orang tidak sadar jika selama ini sedang mempertahankan hubungan dengan orang yang salah.
Salah satunya adalah sikap manipulaif yang terkadang tidak disadari oleh pasangannya. Pasangan yang manipulatif cenderung selalu melihat permasalahan dari satu sisi dan bertindak sebagai 'korban' dalam suatu hubungan.
Mereka juga kerap mengontrol sikap pasangannya secara berlebihan. Lebih parahnya, jika terjadi konflik, si manipulatif cenderung membuat pasanganya merasa bersalah dengan menggunakan koneksi emosional yang kuat.
Sedihnya, orang-orang yang sedang dimanipulasi kerap tidak sadar akan fakta bahwa mereka sudah terjerumus ke dalam hubungan yang tidak sehat.
Kamu tentu tidak mau hal itu terjadi di hidupmu, kan? Jangan sampai ketipu, berikut 5 ciri kamu sedang dimanipulatif oleh pasangan. Yuk, perhatikan!
BACA JUGA:Lengkap! Niat dan Tata Cara Laksanakan Salat IdulAdha, Berlaku di Masjid atau Lapangan
1. Hobi Membuatmu Merasa Bersalah
Ciri pertama kamu memiliki pasangan yang manipulatif, adalah ia sering membuatmu merasa bersalah atas kesalahan yang tidak pernah dilakukan. Orang yang manipulatif kerap kali menunjukkan jika cinta yang dimiliki untukmu lebih dari apapun.
Namun itulah yang menjadi awal mula, ia menuntutmu lebih banyak. Bahkan, mengesampingkan hal-hal penting seperti keluarga. Kamu akan merasa bersalah jika tidak mengikuti kemauannya, yang padahal bukan untuk suatu kebaikan.
Jika pasanganmu sering menyalahkan atau membuatmu merasa bersalah atas kesalahan yang sebenarnya bukan salahmu, cobalah untuk berhati-hati, karena bisa jadi pasanganmu bersikap manipulatif.
2. Sering Melakukan Gaslighting
Gaslighting adalah kondisi di mana, pelaku manipulatif terus menyalahkan korban atas kesalahan kecil yang dilakukannya. Hal ini membuat korban mempertanyakan naluri mereka, dan bergantung pada 'realita' yang diciptakan oleh pelaku manipulatif.
Gaslighting umumnya terjadi ketika korban menyadari atau mengetahui sesuatu tentang si pelaku yang tidak mau diakuinya. Ketika mencoba untuk mendiskusikannya, pelaku bersikeras menyangkal kenyataan dan justru mengubah tuduhan mengarah kepada korban.
Sehingga, mengubah persepsi korban dan publik bahwa pelaku manipulatiflah yang menjadi korban sebenarnya.
Biasanya, pelaku manipulatif akan megatakan kalimat, seperti, "kamu terlalu sensitif" atau "baru aku merasakan hal yang seperti ini. Hanya kamu yang berani memperlakukan aku sejahat ini,".