BACA JUGA:Pakar Ungkap Bharada E Tidak Diperkenankan Pegang Senjata, Glock 17 Punya Siapa?
”Itu pun (dalam pengamanan tertentu) senjatanya laras panjang, bukan senjata api pendek,” tegas Muhammad Taufiq.
Terkait dengan hal tersebut Taufiq menambahkan bahwa kepemilikan senjata api oleh Bharada E menjadi salah satu tanda tanya besar.
Sedangkan pihak keluarga yang diwakili oleh ayah dari Brigadir J menjelaskan bahwa anaknya Brigpol Nopriansah Yosua Hutabarat yang tewas di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo adalah sniper yang handal.
BACA JUGA:Soal Prestasi Bharada E, Polri: Bukan Berarti Membenarkan Segalanya
BACA JUGA:Ayah Brigadir J Ungkap Anaknya Sniper yang Handal, ’Hebat ya Bharada E Itu Bisa Menghindar’
"Dari penjelasan Polisi bahwa yang menembak pertama adalah almarhum, namun dikatakan tembakan itu tidak kena, hebat ya Bharada E itu bisa menghindar," kata Samuel, pada Selasa 12 Juli 2022.
Hutabarat menambahkan, setelah menghindar Bharada E langsung mengambil senjata dan langsung menembak almarhum Brigpol J.
Pihak kepolisian mengatakan bahwa senjata yang digunakan, Bradha E adalah senjata jenis Glock 17 dengan magazine 17 butir peluru dan tersisa 12 peluru, sedangkan Brigadir J menggunakan senjata jenis HS 16 dan tersisa 9 peluru.
Peristiwa penembakan antar Polisi tersebut diberitakan berawal suara minta tolong dari istri Ferdy Sambo karena diduga Brigadir J memasuki kamarnya dan melakukan pelecehan seksual.
Mendengarkan teriakan tersebut kemudian Bradha E yang saat itu berada di lantai atas turun kebawah.
Akan tetapi menurut keterangan dari kepolisian, saat Bradha E mengajukan pertanyaan, malahan di jawab dengan tembakan oleh Brigadir J.
Dalam peyelidikan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto mengatakan bahwa dari hasil otopsi sementara menjelaskan bahwa memang ada ditemukan 7 buah luka tembak masuk.
BACA JUGA:Hasil Olah TKP Kasus Baku Tembak Brigadir J dengan Bharada E, 7 Titik Bekas Tembakan Ditemukan