BACA JUGA:Ponsel Josua Dihilangkan, Choirul Anam: Kuat Maruf Ancam Brigadir J sebelum Dibunuh
Owo, pusat pasar pertanian 300 kilometer dari ibukota Nigeria Abuja, merupakan pusat wabah Lassa yang dimulai awal tahun 2022.
Virus Lassa telah menyebabkan lebih dari 160 kematian, di mana pada puncaknya pada Maret lalu 38 tempat tidur di bangsal isolasi tidak mencukupi dan 10 tempat tidur tambahan ditambahkan untuk kasus yang dicurigai.
Warga Owo lebih takut pada virus Lassa daripada virus corona karena sejak tahun 2020 mencatat 171 kematian yang disebabkan oleh Lassa.
BACA JUGA:Mendikbudristek Nadiem Tunjuk Mohammad Sofwan Effendi jadi Plt Rektor Unila
Menurut Pusat Penelitian dan Pengendalian Infeksi di rumah sakit tersebut, sedangkan kematian akibat Covid-19 hanya mencapai 85
Kepala perawat, Josephine Funmilola Alabi memeriksa infus yang memberikan obat antivirus Ovuoreoyen dan mengobati dehidrasi, masalah yang harus dihadapi pasien demam Lassa yang sakit parah.
Dalam menangani pasien, Alabi mengenakan setelan hazmat putih, topi bedah, masker wajah, dan pelindung wajah.
BACA JUGA:Mendikbudristek Nadiem Tunjuk Mohammad Sofwan Effendi jadi Plt Rektor Unila
BACA JUGA:Buntut 'Amplop Kyai' Ketua PPP Suharso Manoarfa Berurusan ke Polda Metro Jaya
Hanya dengan berpakaian seperti ini dia dapat memasuki ‘zona merah’, sebutan bangsal isolasi untuk pasien yang sangat menular.
Tak hanya itu, Alabi juga menggunakan sepatu bot karet yang didesinfeksi dan dua pasang sarung tangan bedah.
“Kami menganggap virus ini sangat serius. Sangat menular sehingga kami hanya diizinkan masuk ke bangsal dengan APD lengkap,” kata Alabi.
Meskipun kehadirannya tersebar luas di Afrika Barat, penyakit ini masih sedikit diketahui di sebagian besar dunia.