Selama itu, ia juga disebut sudah mengunjungi 90 negara untuk belajar membongkar kasus korupsi.
Karirnya kemudian meroket ketika ia menjabat sebagai Wakapolres Yogyakarta.
BACA JUGA:Perkara Sengketa Lahan SMKN 3 Kayuagung, Camat: Ahli Waris Jangan Tutup Akses Jalan dulu...
BACA JUGA:Pelukan Irjen Fadil Imran dengan 'Psikopat' Mirip Acara Teletubbies, Dolipa: Bikin Malu..
Setelah itu, ia kemudian dipercaya menjabat sebagai Kapolres di Maluku Utara, Madiun, dan Malang berturut-turut.
Pada 2003, Susno Duadji mulai ditarik ke Jakarta dan ditugaskan menjadi kepala pelaksana hukum di Mabes Polri dan mewakili institusinya membentuk KPK pada tahun 2003.
Tak butuh waktu lama, setahun berselang, Susno Duadji ditugaskan di Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) pada 2004.
Setelah tiga tahun bertugas, ia dilantik sebagai Kapolda Jawa Barat pada 24 Oktober 2008.
Dari situlah, ia ditugaskan menjadi Kabareskrim dan dikenal dengan "Truno 3" yang disebut sebagai orang nomor tiga paling berpengaruh di Polri setelah Kapolri dan Wakapolri.
Susno Duadji juga sempat menjadi sorotan karena pernyataan cicak melawan buaya.
Ia juga sempat melakukan aksi kontroversial, yakni mengundurkan diri dari jabatannya pada 5 November 2009.
Namun akhirnya, Susno kembali aktif sebagai Kabareskrim Polri pada 9 Novermber 2009 hingga 24 November 2009.
BACA JUGA:Siap-Siap! Bunga KPR Bakal Naik Imbas BI Naikan Suku Bunga Acuan 3,75 Persen
BACA JUGA:Usai dari Jakarta, 2 Warga Makassar Diduga Kena Cacar Monyet
Setelah itu, barulah Kapolri resmi memberhentikan Susno dari jabatan Kabareskrim.
Kini, Susno Duadji memilih menjadi petani di Pagar Alam dan menjadi ketua Tim Kamus Bahase Kite di daerah Lahat dan Besemah.