JAKARTA, DISWAY.ID - Di mana ada kemauan, di situ maka ada jalan.
Mungkin itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan sosok Mohammad Toyub, remaja Rohingya yang terpaksa mengungsi ke Bangladesh dari Myanmar sejak tahun 2017 lalu.
Mohammad Toyub bercita-cita ingin menjadi insinyur, yang dapat mengendalikan ekskavator alias mesin pengeruk.
Untuk menunjukkan keinginannya tersebut, remaja pengungsi Rohingya berusia 15 tahun itu berhasil menciptakan ekskavator hidrolik skala kecil.
Menariknya, alat itu ia buat dengan menggunakan kumpulan suku cadang yang didapat di antara pemukiman pengungsi terbesar di dunia di Bangladesh.
Bukan itu saja, Mohammad Toyub juga menunjukkan kepiawaiannya dalam mengoperasikan alat buatannya itu di hadapan para pengungsi lain di kamp mereka.
BACA JUGA:Masril Singgung Ferdy Sambo di TikTok Meringkuk di Penjara, Polda Metro Jaya: Laporan Kode A
BACA JUGA:Ini Profil Irjen Slamet Uliandi, Jenderal Bintang Dua yang 'Seret' Ferdy Sambo ke Mako Brimob
Para pengungsi di Bangladesh berkumpul pada hari Kamis, 25 Agustus 2022 untuk menandai lima tahun bentrokan antara gerilyawan Rohingya dan pasukan keamanan Myanmar yang mengusir ratusan ribu Muslim Rohingya dari rumah mereka.
Lebih dari 1 juta orang Rohingya tinggal di kota tenda kumuh di distrik Cox's Bazar dekat perbatasan Bangladesh-Myanmar sejak melarikan diri dari penumpasan militer di negara bagian Rakhine Myanmar.
Menggunakan jarum suntik plastik besar sebagai pompa untuk memanipulasi ekskavator, Mohammad Toyub menguji perangkatnya dengan mengangkat butir beras dari piring yang diletakkan di lantai gedung sekolah di kamp sementara anak-anak kecil menonton.
“Ketika saya di Myanmar saya melihat sebuah ekskavator menggali dan saya terinspirasi untuk membuat mainan seperti ekskavator ini,” kata Toyub dikutip dari Reuters.
"Setelah datang ke Bangladesh, saya mengumpulkan beberapa potongan kecil baja dan saya membuat bagian yang berbeda. Saya menemukan jarum suntik untuk menggerakkan mainan naik dan turun, lalu saya menerapkan mekanisme ini ke mainan."