Alhasil, kita tahun, sufi besar sekilas al-Ghazali sangatlah peduli pada politik kekuasaan, sehingga banyak melahirkan karya seperti “Fatihah al-’Ulum” dan “al-Iqtishad fi al-I’tiqad”, dan lainnya yang membahas bagaimana seharusnya kekuasaan dijalankan sesuai Islam. Kita sebagai santri yang mengikuti jejak para ulama sufi dan mengamalkan ajaran-ajaran Tasawuf, sudah semestinya tidak mengabaikan politik kebangsaan maupun kekuasaan. (*)
Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.