“Lihatlah fokus operasi Vivo di dunia: Vivo menguasai pompa bensin di seluruh negara Afrika. Vivo punya 2.400 lebih pompa bensin di 23 negara di Afrika,” ungkap Dahlan.
Tentu banyak juga yang mempersoalkan kualitas Revo 89. Mungkin saja tidak sebagus Pertalite.
“Level RON-nya bisa sama-sama 89, tapi siapa tahu ada unsur tertentu yang membuat beda,” tulisnya.
Ada juga yang menghubungkan dengan sumber bahan baku mereka. Induk perusahaan ini sudah sangat global.
Jaringannya di seluruh dunia. Pabrik penyulingannya ada di mana-mana termasuk di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Bisa saja induk Vivo punya anak perusahaan yang lincah: bisa membeli bahan baku dari Iran atau Rusia.
“Yang Anda pun sudah tahu, harganya jauh lebih murah,” imbuh Dahlan.
Dalam posisi ini, pemerintah tentu diuntungkan. Rakyat punya banyak pilihan.
“Tapi bisa juga pemerintah merasa terpojok, bagaimana mungkin yang tidak disubsidi bisa lebih murah dari yang disubsidi. Vivo memang baru punya satu SPBU tapi kehadirannya sudah serasa 1000,” tulis Dahlan Iskan.
Disclaimer: Dikutip dari Catatan Dahlan Iskan berjudul: Vivo 1000