Pasalnya Jeka Saragih sukses mendapatkan kontrak di Ultimate Fighting Championship atau UFC.
BACA JUGA:Langkah Indonesia Semakin Berat di French Open 2022, Hanya Tersisa 3 Wakil di Perempat Final
UFC merupakan ajang petarungan dunia, bahkan nama seperti Conon McgGregor, Kamaru Usman hingga Khabib Nurmagomedov berkancah di sana.
Diketahui, Jeka Saragih merupakan atlet bela diri asuhan Batam Fighter Club (BFC) asal Dusun Bah Pasussang, Sumatera Utara.
Jeka sudah menekuni ketertarikannya dengan seni bela diri sejak masih duduk di bangku SMA.
Dia pernah menjuarai kelas ringan MMA One Pride kelas 70 kg.
BACA JUGA:MU Desak 2 Tuntutan Pada PSSI; Gelar KLB dan Minta Pengurusnya Mundur: Nasib Pemain Dipertaruhkan
Jeka menekuni seni bela diri Wushu hingga ia mengikuti pertandingan di Filipina pada 2013 namun gagal meraih juara.
Selain itu, dia pernah berhasil memenangkan kejuaraan nasional Wushu di Yogyakarta mewakili Sumatera Utara.
Ketertarikannya terhadap dunia bela diri mendapat penolakan dari orang tuanya.
Pada tahun 2015, Jeka sempat ingin mengikuti Pekan Olah Raga Nasional (PON) di Sumatera Utara. Tapi, orang tuanya melarang.
BACA JUGA:Massa Aksi '8 Tahun Kegagalan Jokowi' BEM SI Saling Dorong dengan Polisi
Akhirnya, dia hijrah ke Batam dan menjadi pekerja galangan kapal di PT SMOE.
Di sela-sela kesibukannya bekerja, Jeka tetap mengasah kemampuan bela dirinya. Hingga akhirnya dia magang di sasana Batam Fighter Club (BFC) milik Yakop Sutjipto.
Jeka mendapat tawaran dari pemilik BFC untuk ikut kejuaraan One Pride TVOne yang mempertandingan para petarung Martial Mixed Arts (MMA). Setelah mengikuti seleksi, Jeka masuk dalam Grade A 70 kg.
Pada April 2017, Jeka berhasil menyabet posisi jawara MMA One Pride kelas 70 kg setelah sukses mengalahkan Ngapdi Mulidy, petahana asal Semarang dengan TKO di ronde pertama.