Dr. Gareth Owenson, Searchlight Security dan co-founder CTO menjelaskan bahwa enkripsi itu tidaklah cukup kuat walau jadi fitur menarik untuk mendapatkan pengguna.
Meski begitu, dia menambahkan bahwa kemanaan yang ditawarkan Telegram sempat digunakan oleh orang-orang jahat dan mereka yang berbisnis di darkweb.
BACA JUGA:Promo Hypermart 8-10 November 2022, Banjir Diskon Sampai 50%!
BACA JUGA:Daftar 69 Obat Sirop Berbahaya Dilarang BPOM Dari 3 Farmasi, Ada OBH Juga
Tom Gaffney, Security Consultan di F-Secure menambahkan bahwa dibandingkan dengan WhatsApp, Telegram punya cara yang lebih sulit untuk ditembus.
Bahkan peretas yang kerap melakukan fishing memerlukan persetujuan akses dari pengguna Telegram untuk bisa melancarkan misinya.
BACA JUGA:Putin Batal ke Bali dengan Alasan Ini, Jokowi Tegaskan G20 Bukan Forum Politik
BACA JUGA:Piala Dunia 2022 Qatar Sudah di Depan Mata, Banyak Seruan Boikot, Kenapa?
“Apabila Anda mendaftar Telegram di Britania Raya, data Anda akan disimpan di sebuah tempat di Belanda,” ujar Demetriades.
Tempat penyimpanan data yang dikelola pihak ketiga itu sendiri tidak diberikan akses untuk dapat membuka enkripsi data-data yang Telegram miliki.
Hal serupa pun berlaku bagi pengguna Telegram di negara-negara lain. Tidak mengherankan platform ini dijadikan tempat berlindung bagi mereka yang mencoba mengirimkan pesan atau data-data yang bersifat personal.