Jepang yang masih menduduki Indonesia waktu itu kerap menyelenggarakan pelatihan untuk para guru di Jakarta.
Para pesertanya adalah guru-guru yang berasal dari berbagai kabupaten dan kota. Setelah pendudukan Jepang berakhir, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan pada 25 November 1945 di Surakarta.
BACA JUGA:Pengakuan Ketua RT Soal Digantinya CCTV saat Kejadian Penembakan Brigadir J
BACA JUGA:RSUD Sayang Nyaman Rawat Pasien di Tenda Antisipasi Gempa Susulan
Pendirian PGRI itu terjadi setelah dilaksanakannya Kongres Guru sehari sebelumnya yang dipimpin oleh Amin Singgih, Rh. Koesnan dan rekan-rekannya.
Ketika itu, para guru tengah diliputi semangat kemerdekaan sebagaimana Indonesia baru saja merdeka pada 17 Agustus 1945 atau 100 hari sebelum didirikannya PGRI.
Hasil dari Kongres Guru Indonesia adalah terciptanya tiga tujuan mulia PGRI yaitu:
BACA JUGA:Dugaan Korupsi BUMD Sumsel, KPK Panggil Seorang Saksi
BACA JUGA:Ngeri, Ahli Sebut Dunia Masuki Fase Kepunahan Pertama Setelah Dinosaurus, Apa Penyebabnya?
Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia
Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran dengan dasar kerakyatan
Membela hak dan nasib buruh umumnya, serta hak dan nasib guru khusunya
Sampai saat ini, PGRI konsisten memperjuangkan misinya di bidang pendidikan.
BACA JUGA:Dugaan Korupsi BUMD Sumsel, KPK Panggil Seorang Saksi
BACA JUGA:Ngeri, Ahli Sebut Dunia Masuki Fase Kepunahan Pertama Setelah Dinosaurus, Apa Penyebabnya?
Penghargaan pada jasa guru bukan hanya diperingati di Indonesia lewat Hari Guru Nasional melainkan juga secara global dengan adanya Hari Guru Sedunia.