Emosi dan kemarahan Can Eri bermuda saat ia menanyakan pada dua orang warga lanjut usia Llansia) usai mendapatkan perawatan di Poli Orthopédies, menanyakan mengenai kecepatan pelayanan di rumah sakit tersebut.
Lansia perempuan tersebut berkata, bahwa pihak rumah sakit melayani mereka dengan sangat lambat. Bahkan, lansia itu mengaku harus mengantri sejak pagi.
Eri kemudian mengajak ibu-ibu lansia tersebut kembali ke Poli Ortopedi dan menanyakan pada perawat yang bertugas. Cak Eri juga menanyakan televisi yang menunjukkan nomor antrean, karena di poli tersebut tidak ada.
Perawat itu pun menjelaskan bahwa yang membuat lama hingga ibu setengah baya itu baru bisa dilayani karena berkas rekam medisnya baru datang juga.
"Oh, berarti ini perkara rekam medisnya yang lama," kata Cak Eri sembari meminta ajudannya untuk memanggil manajemen RSUD Dr. Soewandhie.
BACA JUGA:Kementerian ATR BPN dan DPR Kolaborasi Sukseskan Program PTSL di Provinsi Jambi
BACA JUGA:Nah! Polisi Temukan Indikasi Korban 1 Keluarga Tewas Kalideres Ada yang Jalani Ritual Tertentu
Selanjutnya, Eri memanggil ajudannya dan disuruh memanggil pihak manajemen RSUD Soewandhie
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan pelayanan lambat di RSUD Dr. Soewandhie harus segera diperbaiki agar tidak terjadi antrean panjang warga yang berobat.
"Saya tidak mau tahu pokoknya tiga hari ini harus sudah selesai (tidak ada antrean)," kata Eri Cahyadi kepada manajemen RSUD Soewandhie sambil emosi dan marah-marah.
Cak Eri menanyakan alasan lamanya rekam medis itu dikirim ke Poli Orthopedi.
Mereka pun mengakui bahwa berkas ibu tersebut sempat tidak ketemu di ruang berkas rekam medis.