Seperti tingkat detak jantung, tekanan darah yang lebih tinggi dan juga peningkatan keringat yang bisa menunjukkan bahwa seseorang itu telah berbohong.
Ketika pemeriksa telah terlatih menggunakan poligraf, ia dapat mendeteksi seseorang dengan akurasi yang tinggi.
Namun, karena penafsiran mereka bersifat subjektif dan karena adanya perbedaan reaksi seseorang ketika berbohong, tes kebohongan menggunakan poligraf ini tidak sempurna dan masih banyak kekurangan.
Bukan hanya saat menangani kasus, poligraf terkadang juga dipakai untuk tes masuk kerja.
Itu dia penjelasan mengenai poligraf dan cara kerjanya yang heboh disebut dalam sidang pembunuhan Brigadir J di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo.