JAKARTA, DISWAY.ID - Harga Beras di Indonesia disebut lebih mahal jika dibandibgkan dengan negara-negara yang berada di wilayah Asia Tenggara.
Menurut Bank Dunia (World Bank), penyebab mahalnya harga beras di Indonesia lantaran ada dukungan harga pasar bagi produsen pada sektor pertanian.
"Selama dekade terakhir, harga eceran beras di Indonesia tertinggi di ASEAN," demikian laporan Bank Dunia dikutip pada Rabu 21 Desember 2022.
Kebijakan-kebijakan yang dimaksud Bank Dunia adalah termasuk langkah-langkah perdagangan yang membatasi misalnya, tarif impor, pembatasan kuantitatif, monopoli impor BUMN untuk komoditas utama.
"Seperti juga ada tindakan non tarif dan harga pembelian minimum di tingkat petani," ujarnya.
BACA JUGA:BMKG Gempa Terkini Malang Diguncang M 4,0: Kedalaman 32 Km
Selain itu, Bank Dunia juga melihat, bahwa pemicu mahalnya harga beras di Indonesia dikarenakan pajangnya rantai pasok da juga terkait biaya distribusi yan tinggi.
"Hal itu karena kondisi geografis Indonesia, sehingga biaya distribusi jadi tinggi," ungkapnya.
Bank Dunia memperkirakan, jika harga pangan di Indonesia tidak dapat distabilkan maka akan lebih memperburuk tingkat kerawanan pangan dan pada akhirnya gizi buruk meningkat
"Prevalensi gizi kurang di Indonesia pada 2021 meningkat menjadi 8,5 persen dari 7,6 persen pada 2019," terangnya.
Terlebih lagi, tingginya harga pangan akan berdampak langsung bagi warga miskin dan rentan. Sebab, mereka akan lebih membelanjakan bagian yang lebih besar untuk makanan.
"Untuk mengatasi tiga tantangan ketahanan pangan terhadap konsumen yakni investasi jangka panjang sangat diperlukan," ujarnya.
BACA JUGA:Ancaman Gocapan
Biaya produksi beras tinggi
Anggota Komisi IV DPR, Johan Rosihan menagatakan, bahwa produktivitas beras di Indonesia saat ini lebih rendah dibanding Vietnam.