Ancaman Gocapan

Ancaman Gocapan

--

TAHUN ini tidak happy ending bagi GoTo. Harga sahamnya, di pasar modal, Anda sudah tahu: seperti tahu dipukul palu. Tinggal Rp 97/saham di penutupan Jumat lalu. Bahkan sempat tinggal Rp 94. Pun Rp 82. Beberapa menit.

Dan Senin kemarin masih turun lagi: Rp 87 /lembar. Mungkin akan ada usaha tertentu agar tetap di kisaran itu. Agar tidak jatuh menjadi saham gocapan. Siapa tahu.

Penyebabnya pun Anda sudah tahu: sejumlah besar saham yang dulu dilarang diperjualbelikan, sudah boleh dilepas ke pasar.

Jumlah saham jenis itu mencapai ratusan miliar lembar. Pemiliknya pun Anda sudah tahu: ada perusahaan Singapura, Tiongkok, lembaga investasi dan sedikit Boy Thohir. Sedikit ukuran GoTo itu 1 miliar lembar. Kurang dari 1 persen.

Tapi manajemen Gojek-Tokopedia (GoTo) tenang saja. Orang pasar modal, tidak kagetan oleh turun naiknya harga saham. Pun bila harga itu terjun bebas tinggal kurang dari 29 persennya. Dari Rp 338/saham di awal IPO jadi Rp 97 Jumat lalu. Padahal sehari setelah IPO tanggal 11 April 2022, saham GoTo sempat naik jadi Rp 388.

Rupanya, begitu umur IPO GoTo mencapai 8 bulan, 30 November 2022, larangan jual itu berakhir. Para pemegang saham itu melepas saham mereka. Bahkan sejak 28 November, 2 hari sebelum batas itu, harga saham GoTo sudah mulai anjlok. Semua pemain pasti sudah hitung: bakal ada pelepasan saham besar-besaran setelah tanggal 30 November. Dalam jumlah ratusan miliar saham. Sebelum jatuh beneran ada yang sudah mulai turun tangga. Harga pun jatuh beneran. Sampai 11 hari berturut-turut. Berhenti sebentar turun lagi. Sampai Jumat lalu.

Begitu dalamnya jurang itu sampai BEI (Bursa Efek Indonesia) memasukkan GoTo dalam UMA: unusual market activity.

Maka berakhirlah hiruk-pikuk GoTo. Gegap gempita pun padam. Sejarah tinggal sejarah: inilah IPO terbesar dalam sejarah pasar modal Indonesia. Sampai 2 persen dari GDP Indonesia. Gemparnya mirip ledakan gunung Tambora. IPO-nya di pasar modal Jakarta, gempanya sampai di New York.

Hari itu, kata 11 April 2022, GoTo dapat uang baru sekitar Rp 160 triliun. Dalam sehari. Silau saya seperti mata menatap matahari pada jam 12.00 siang.

Ketika belakangan harga saham GoTo nyungsep, medsos penuh dengan gosip GoTo. Mulai dari siapa pemilik saham itu, berapa triliun rupiah Telkom rugi, berapa besar gaji manajemennya sampai mengapa OJK belum turun tangan.

Telkom selalu bilang belum bisa dibilang rugi. Investasi Telkom di GoTo memang besar. Sekitar Rp 6,4 triliun. Yakni untuk membeli saham sebanyak 23,7 miliar lembar. Rupanya hati itu Telkom (lewat Telkomsel) dapat diskon khusus. Dari harga IPO Rp 338/lembar, cukup membeli dengan Rp 276/lembar.

Ketika harga saham GoTo sempat naik jadi Rp 388 di tanggal 12 April 2022, Telkom untung sekitar Rp 2 triliun. Tapi Telkom tidak bisa menjual saham di tanggal itu. Saham yang dibelinya saham diskon. Tidak boleh dijual selama 8 bulan.

Sayangnya ketika masa penahanan 8 bulan itu lewat, harga saham GoTo tinggal Rp 97/lembar. Telkom rugi sekitar Rp 4 triliun.

Untung Rp 2 triliun tadi hanya di atas kertas. Rugi Rp 4 triliun tadi juga di atas kertas. Yang jelas di tutup buku tahun ini aset Telkom turun sekitar Rp 3 triliun dari seharusnya. Ini tidak lagi di atas kertas.

Tentu Telkom harus menunggu harga saham itu naik lagi.

Kapan?

Tidak ada yang tahu. Tahun ini GoTo masih rugi sekitar Rp 23 triliun. Kalau ditambah kerugian lama, total kerugiannya mencapai Rp 100 triliun.

Tapi menurut CEO GoTo Andre Sulistyo, kerugian besar tahun ini  lebih banyak akibat stock base compensation. Tenang saja. Bukan kerugian tunai.

Bagaimana menjelaskan ini? Mudah. Berarti GoTo membayar gaji pimpinannya dengan dua cara: sebagian dibayar dengan uang, sebagian lagi dibayar dengan saham.

Gaji bulanan mereka, kata Andre, dibayar tidak melebihi umumnya perusahaan besar. Itu yang dalam bentuk uang. Pengeluaran gaji pimpinan GoTo, selama 9 bulan tahun ini, sebesar Rp 22,9 miliar. Berarti sebulan sekitar Rp 1,5 miliar. Dibagi untuk sekitar 10 orang.

Wajarlah gaji itu: sekitar Rp 150 juta/bulan/orang. Bahkan kurang besar. Terutama untuk ukuran perusahaan yang pernah bisa dapat uang Rp 160 triliun dalam sehari.

Itulah sebabnya para pimpinan tersebut masih mendapat gaji dalam bentuk stock base compensation (SBC). Kompensasi berbentuk saham. Mereka diberi saham. Nilainya, konon mencapai sekitar Rp 11 triliun. Dibagi, mestinya, untuk sekitar 10 orang itu.

Saham jenis ini termasuk yang tidak boleh dijual selama diperjanjikan. Mungkin selama 4 atau 5 tahun. Tujuannya: supaya pimpinan perusahaan bekerja keras untuk menaikkan harga saham.

Saya tidak tahu Rp 11 triliun itu didasarkan pada harga saham berapa. Anda juga tidak tahu. Mereka yang tahu. Bisa saja angka Rp 11 triliun itu sekarang juga tinggal 25 persennya.

Stock base compensation itu beda dengan ESOP (Employee Stock Option Plan). Karena bentuknya compensation, maka Rp 11 triliun itu, harus dibukukan sebagai pengeluaran.

Pencatatannya pun harus dilakukan di tahun pertama. Yakni saat kompensasi itu dilaksanakan. Maka di catatan buku GoTo mestinya ada pengeluaran Rp 11 triliun tahun ini. Pengeluaran bukan tunai. Padahal kompensasi itu bisa jadi dikunci selama 5 tahun.

Ini berbeda dengan ESOP. Di ESOP pimpinan dan karyawan memang dapat saham, tapi bentuknya option. Maka dicatatnya di pembukuan di kolom equity. Begitulah sistem akuntansi harus mencatatnya

Anda beli saham GoTo? Nilainya turun?

Anda tentu rugi. Tapi juragan GoTo mungkin rugi lebih besar. Nilai perusahaan itu di awal IPO mencapai sekitar Rp 400 triliun. Kini tinggal Rp 97 triliun. Inilah uang Rp 97 triliun yang menuliskannya pakai kata ''tinggal''.

Maka jangan gundah. Anda bisa tetap tersenyum dengan humor ini: ketika Anda beli jeruk di pinggir jalan sebanyak 5 kg dan ternyata masam, si penjual masih bisa menghibur Anda. "Anda hanya beli 5 kg. Kami ini lho beli 1 ton masam semua". (Dahlan Iskan)


Undangan Kamp Akhir Tahun Perusuh Disway--

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 20 Desember 2022: Untung Messi

Leong putu

Minum Cola makan dulu / Tuna pepes di dalam rantang / Demam bola tlah berlalu / Deman capres segera datang / ... 365_mantun pepes

 

Warung Faiz

Yaap ..benar bung Denik dan pak JM,final piala dunia kali ini yg terbaik yg pernah saya tonton.. Ketinggalan 2-0 dan bola di kuasai penuh oleh Argentina babak pertama,mampu di samakan oleh Perancis pd babak ke 2... Ketika extra time menit ke 115 Messi menciptakan gol,kupikir it's over.. Makanya ku tinggalkan sejenak ke kamar mandi.. Terdengar sorak penonton,buru2 ku selesaikan hajatku.. Dan apa yg terjadi penalti,Mbape..goooll Wooww,langsung merinding saya... Pertandingan yg ruarrrr biasa..

 

Amat Kasela

Silakan dibentuk dulu Perusuh Disway Regional Batam biar nanti jadi tuan rumah tahun depan

 

Fiona Handoko

bung mirza, membaca kampus bpk prof m nuh, joseph fourier university. mengingatkan akan matematika teori transformasi fourier, deret fourier. rumitnya teori bpk fourier membuat saya akan berpikir 2 kali utk studi teknik

 

Dodik Wiratmojo

CR7 paling merana,mimpinya blm terwujud, sejenak bs melupakan tragedi kanjuruhan yg ngambang sampai skrg

 

Purnomo Inzaghi

Ralat sedikit : Argentina sudah 36 tahun tidak juara dunia, bukan 30 tahun ya karena terakhir mereka juara tahun 1986 di era sang dewa Maradona. Saya dan banyak penggila bola pasti setuju bahwa final Piala Dunia 2022 adalah final yg dramatis heroik epic dan entah apalagi, dua tim terbaik dengan teknik nomor wahid menyajikan pertandingan seru yg sayang dilewatkan menit demi menitnya. Permainan berjalan tanpa ada pelanggaran serius, pertikaian dan kontroversi....wasit bahkan tidak tertarik untuk melihat VAR sekalipun, tanda tidak ada yg meragukan. Padahal pertandingan berjalan sampai extra time dan adu penalti, kedua tim tetap bermain spartan. Tapi biarlah, itu sudah lewat. Final taun ini akan dikenang sepanjang masa. Biarlah Kylian Mbappe kecewa hattrick nya gagal memenangkan Perancis...toh piala dunia kemarin ia sudah juara dan dengan usianya dia masih bisa main di piala dunia 2 atau 3 edisi berikutnya. Biarlah Messi memeluk trophy piala dunia, lengkap sudah karirnya. Dia adalah pemain bola dengan gelar paling komplit koleksinya, juara liga, piala dunia yunior, juara UEFA, juara UCL, piala super, piala dunia antar klub, copa america, pemain terbaik eropa, pemain terbaik dunia....rasanya tidak ada pemain bola manapun di muka bumi yg punya koleksi gelar sebanyak Messi. Sekarang akan bergulir Piala Dunia mini, versi ASEAN yaitu AFF Cup 2022. Yang akan bertanding timnas kebanggan kita, Indonesia. Seperti biasa target kita juara.

 

Mirza Mirwan

"Perancis napa Argentina, Pak?" tanya Udin, tetangga saya yang tukang batu, seusai jamaah Isya. Udin, yang nama di KTP-nya memang Udin, itu memang pecandu siaran bola di TV. Langsung atau tunda. "Perancis, Mas," jawab saya. "Kok Perancis, Pak, mboten Argentina mawon?" "Ora! Mbuh menang mbuh kalah pokoke Perancis!" "Kula njagokke Argentina, Pak." Ternyata jagoan Udin yang menang. Padahal saya menjagokan Perancis itu berdasarkan pertimbangan berikut: * Kedua tim diisi pemain yang hampir sama dengan yang berlaga di Piala Dunia 2018 di Rusia. * Pada 2018 itu kapten tim Perancis adalah Hugo Llorist yang penjaga gawang itu, sedang kapten tim Argentina Lionel Messi. * Pada 2018 Messi dan timnya ditekuk Perancis di babak 16 besar dengan skor 4-3. * Di Qatar Hugo dan Messi masih sama-sama menyandang ban kapten. Eh, di laga pertama Argentina sudah kalah dari Arab Saudi. Meskipun kemudian Perancis juga sempat dikalahkan Tunisia. * Perancis datang ke Qatar dengan status juara bertahan. Di final berhadapan dengan Tim yang sama yang pernah dikalahkan empat tahun sebelumnya. Begitu 120 menit selesai dan skor tetap 3-3, perasaan saya sudah tidak enak Hugo Llorist biasanya salah antisipasi bila menghadapi tendangan penalti. Dan begitulah, penendang kedua dan ketiga Perancis juga, meminjam istilah Pak Sabarikhlas, goblik. Maka Messi, sebagai kapten, sudah sejajar dengan Diego Maradona dan Daniel Passarella, bisa memenangi Piala Dunia buat Argentina.

 

Agus Suryono

KATA SIMBAH.. Selama peristiwa Kanjuruhan penyelesaiannya abal-abal. Penyebab masalah tidak ditangani dengan benar. Penanganan hanya selesai sampai "yang penting tidak gaduh lagi". Maka DUNIA sepakbola tetap akan jadi milik DUNIA. #Indonesia, rakyat - pejabat - dan para pemain, cukup NOBAR saja..

 

Jhelang Annovasho

Saya pernah berbincang dengan anak FIK. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Saya tanya, memang kenapa kita olahraga sepakbola kalah melulu (atau tidak pernah kalah melawan Argentina, versi cak Lontong)? Jawabnya seperti sudah diujung kepasrahan: nasib. Secara fisik kita kalah. Daya tahannya rendah. Tubuhnya pendek. Larinya ndak kenceng. berpikirnya lambat pula. Kemudian dia punya ide yang brillian. Ide ambisius. Meminta bantuan kawan genetika meneliti dan membuat gen unggul. Gen unggul diwujudkan menjadi manusia unggul, tim unggul. 14 orang anggota tim unggul untuk menjadi kesebelasan sepakbola. Katanya hanya dengan cara itu sepakbola kita bisa kalah melawan Argentina. Maksudnya siapa tahu akan bertanding dengan Argentina meskipun kalah. Pada ujung pembicaraan saya menilai kawan ini sedikit halu. Masih banyak yang bisa dibenahi, kok malah mikir yang sulit dilakukan. Meskipun yang bisa dan banyak itu juga sulit. Tapi badminton bisa. Kenapa sepakbola tidak?

 

Lukman bin Saleh

Semoga perusuh Disway yang sudah tenggelam macam Paul Ivan, Anak Alay, tau Ummi Hilal membaca undangan Abah. Alangkah bahagianya Abah jika bertemu mereka, lebih2 jika bertemu Ummi Hilal...

 

DeniK

Kalau susah juara. Aturan nya yang di rubah . Dengan kekuatan uang tentunya. Contoh jam tayang liga Inggris mengikuti jam Asia. Krn Asia sumber uang bagi mereka.

 

Mahmud Al Mustasyar

Tenang bro !!! Setelah menjadi tuan rumah olimpiade 2036 di IKN nanti; akan dilanjutkan dgn menjadi tuan rumah world cup 2038. Mudah² an saja Indonesia bisa lolos dan akan menjadi juaranya. Meskipun semua itu, ternyata hanyalah mimpi dan khayalan orang bangkotan spt sy.

 

Erwan Saripudin

Rakyat Argentina telah merdeka dalam waktu yang sangat lama, umur 212 tahun. Saking tuanya negara itu menurut saya patut dipersandingkan dengan umur yang sama pada cerita yang dikisahkan oleh Sebastian Tito dengan kapak maut 212 nya, rakyat yang berkumpul di bawah tugu yang tinggi itu juga mengingatkan saya tentang geger 212 di jakarta yang berkumpul di sekitar masjid Istiqlal pada waktu itu. Negara semakin merosot ekonominya, tetapi rakyat dan pemain bolanya semakin bijaksana, dalam artian pandai berbagi dan memenangkan pertandingan dengan tidak menghina dinakan lawannya. Pemain Argentina pandai berbagi, hal ini terbaca saat dengan sengaja memenangkan kesebelasan Kerajaan Arab Saudi sehingga pemain dalam keseblasan KSA di hadiahi masing masing 1 unit Rol Royce. Banyak yang mengatakan hadiah itu dari Pangeran MBS, tetapi sesungguhnya itu adalah kemurahan hati pemain Argentina dimana Messi menjadi kaptennya. Kedua, Argentina dapat saja menang telak 3 - 0 atas Prancis, tetapi pemain tanggo itu tahu kalo begitu banyak pendukung di bawah naungan Eifel yang kecewa berat dan menjadikannya sebagai hukuman psikologis bagi para pemainnya. Messi dkk tidak melakukan itu, ia memilih adu finalti yang mengibaratkan permainan bola bukan urusan kepandaian menggocek bola, oper kiri kanan oleh gelandang, atau mematahkan serangan lawan. Bola harus difahami sebagai permainan keberuntungan seperti mata koin mana yang dipilih untuk mengawali sepakbola, begitu juga pengusaiannya.

 

Pryadi Satriana

Perlukah berdoa untuk menang dalam pertandingan? NDHAK PERLU! Kalau Allah 'mendengar' doa pendukung Perancis, maka pendukung Argentina akan 'protes'! Sebaliknya, kalau yg 'didengar' doa pendukung Argentina, maka pendukung Perancis yg akan 'protes'! Maka, Allah 'menjawab' melalui sabda Rasulullah SAW, "Antum a'lamu bi umuri dunyakum." Allah juga 'menjawab' melalui Mario Teguh, "Salam super! Kalau kalian ingin jadi juara, persiapkan mental juara kalian. Patutkan juga diri kalian - dg berusaha sebaik-baiknya, lebih baik daripada pesaing kalian - agar kalian benar2 pantas untuk menjadi juara. Demikian." Salam. Rahayu.

 

EVMF

Yang ada ditulisan CHD menurut hemat bukan Doa, karena Allah Maha Adil, sedangkan esensi Doa nya bersifat tidak adil, bagaimana mungkin Doa seperti itu bisa sampai Hadirat Allah Yang Maha Suci. Sedangkan comment saya di bawah berlandaskan Teologi, sebaiknya dibaca dan dicermati baik-baik Prof Pry.

 

Pryadi Satriana

Terima kasih, Pak Liang YangAn. Saya merasa sehat, dan berharap bisa belajar senam dari Pak Dahlan Iskan di Kampung Agrinex, tentunya setelah saya 'nyuwun ngapuro' karena dianggap sering mem-'bully' beliau di komen saya, walaupun saya tidak pernah bermaksud mem-'bully', cuma sekadar 'nggojlok' secara spontan, he..he.. Sehat selalu, Pak Liang. Salam. Rahayu.

 

MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.

Paling tidak harus lulus tes lari aerobik, lari 1,5 miles= 2.414 m, dg waktu 12 menit.

 

Liam Then

Pernah melihat video khusus,yang meliput tentang supporter satu klub sepakbola ternama di RI. Ngeri, supporternya dilatih khusus ala militer, baris-barisan. Ini mau hepi senang-senang merayakan sepakbola, atau maju perang? Jika pada tingkat supporter tendensi pengkubuan sudah mendarah daging bak mau turun perang waktu menonton pertandingan olahraga. Esensi kata olah raga, rasanya jadi hilang. Demi bela klub tercinta, lupa kerja keras ibu bapak dirumah, bi beras untuk besarkan anaknya. Bersama-sama ,beramai-ramai ikut kegiatan yang bisa membahayakan diri, yang ada resiko besar tawuran dan bentrokan. Budaya semacam ini, tidak sehat buat atmosfer dunia sepak bola di Indonesia. Harus cepat jadi atensi menteri pemuda dan olahraga, supaya bisa hilang dari jagad persepakbolaan Indonesia. Idealnya berkunjung ke stadion sepakbola itu untuk menikmati adu teknik sepakbola, menang senang, kalah ya sudah, minggu depan ada lagi. Tetap dukung tim kesayangan ,agar berikutnya menjadi lebih baik mainnya. Bukan menang , ngejek, kalah ngerusuh. Lihatlah fenomena di medsos. Amati seksama khusus ributan antara penggemar Messi dan Ronaldo. Minta ampun sudah level permusuhannya.

 

Liam Then
Jika dikaji menurut hukum daya tarik alam semesta ( law of attraction).Di buktikan oleh sampai-sampai supporter tim tango berlutut ramai-ramai di alun-alun sebagai simbol kuatnya harapan mereka supaya tim mereka mencetak gol. Jelas kekuatan daya tarik ada di pihak argentina, sehingga realitas yang terjadi ,Argentina jadi pemenang dunia. Tapi,jika di pikir lebih lanjut, benarkah law of attraction ini, jika benar kenapa India dan Tiongkok yang populasinya jelas-jelas mbludak, gagal masuk ke turnamen final piala dunia? Orang yang percaya dengan teori law of attraction pasti akan beralasan , bahwa di India yang jadi primadona itu kricket, di Tiongkok yang jadi primadona itu bahkan bukan olahraga tertentu, melainkan duit. Jadi wajar saja tidak ada tim mereka tidak ada di final piala dunia. Lantas ,di Indonesia bagaimana? Ahli law of attraction mungkin akan bilang. "Hmmm, di indonesia yang jadi prioritas banyak orang itu bisa jadi bukan sepak bola, tapi bayar angsuran kredit motor, jadi itulah sebabnya, timnas kita tak pernah tampil di final piala dunia."

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 185

  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Ayra Zahratussita
    Ayra Zahratussita
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
  • majid elhamdiyyah
    majid elhamdiyyah
  • mario handoko
    mario handoko
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • petteng calemot
    petteng calemot
  • Iskandar Modeong
    Iskandar Modeong
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • Warung Faiz
    Warung Faiz
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
    • Warung Faiz
      Warung Faiz
  • Akagami No Shank's
    Akagami No Shank's
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • Liam Then
    Liam Then
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Leong putu
      Leong putu
    • Liam Then
      Liam Then
  • daeng romli
    daeng romli
    • Liam Then
      Liam Then
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Leong putu
      Leong putu
  • hoki wjy
    hoki wjy
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • petteng calemot
      petteng calemot
  • Lukman bin Saleh
    Lukman bin Saleh
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Arif Rahman
    Arif Rahman
    • petteng calemot
      petteng calemot
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • petteng calemot
      petteng calemot
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Liam Then
      Liam Then
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • mario handoko
      mario handoko
  • Muin TV
    Muin TV
    • Leong putu
      Leong putu
    • Liam Then
      Liam Then
    • yea aina
      yea aina
  • Dodik Wiratmojo
    Dodik Wiratmojo
    • MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.
      MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.
    • Liam Then
      Liam Then
  • Tri Budiyono
    Tri Budiyono
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Leong putu
      Leong putu
  • Lukman Nugroho
    Lukman Nugroho
  • Yasin Ramadhani
    Yasin Ramadhani
  • Muh Nursalim
    Muh Nursalim
    • suhartono suhartono
      suhartono suhartono
  • balagak nia
    balagak nia
    • balagak nia
      balagak nia
    • yea aina
      yea aina
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • balagak nia
      balagak nia
  • Mas Diki
    Mas Diki
  • Leong putu
    Leong putu
  • Nurkholis Marwanto
    Nurkholis Marwanto
  • Yuli Triyono
    Yuli Triyono
    • Leong putu
      Leong putu
  • Nurkholis Marwanto
    Nurkholis Marwanto
  • Dokumen Negara
    Dokumen Negara
    • Dacoll Bns
      Dacoll Bns
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Sistop Tanjung
    Sistop Tanjung
  • agus budiyanto
    agus budiyanto
    • yea aina
      yea aina
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • yea aina
      yea aina
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • reskon indo
    reskon indo
    • Dokumen Negara
      Dokumen Negara
    • Liam Then
      Liam Then
  • Pakdhe joyo Kertomas
    Pakdhe joyo Kertomas
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
    • Leong putu
      Leong putu
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
    • Leong putu
      Leong putu
  • Roziq Kurniawan
    Roziq Kurniawan
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Sistop Tanjung
      Sistop Tanjung
  • Alon Masz Eh
    Alon Masz Eh
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.
      MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • EVMF
      EVMF
    • EVMF
      EVMF
    • MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.
      MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • mz arifinuz
      mz arifinuz
    • mz arifinuz
      mz arifinuz
    • mz arifinuz
      mz arifinuz
    • mz arifinuz
      mz arifinuz
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Dacoll Bns
      Dacoll Bns
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • yea aina
      yea aina
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
  • Wahyudi Kando
    Wahyudi Kando
  • Otong Sutisna
    Otong Sutisna
    • Leong putu
      Leong putu
    • Leong putu
      Leong putu
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Leong putu
      Leong putu
    • Leong putu
      Leong putu
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
    • Leong putu
      Leong putu
    • MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.
      MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.
  • Leong putu
    Leong putu
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
    • yea aina
      yea aina
    • Leong putu
      Leong putu
    • Leong putu
      Leong putu
    • yea aina
      yea aina
    • Leong putu
      Leong putu
  • Amat Kasela
    Amat Kasela
    • Leong putu
      Leong putu
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Leong putu
      Leong putu
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
  • yea aina
    yea aina
    • Leong putu
      Leong putu
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
    • yea aina
      yea aina
    • Leong putu
      Leong putu
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Orang jauh
    Orang jauh
  • yoming AFuadi
    yoming AFuadi
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
  • yoming AFuadi
    yoming AFuadi
  • Maman Lagi
    Maman Lagi
  • Zakaria Chen fu
    Zakaria Chen fu
  • adi Nugraha
    adi Nugraha
  • Namu Fayad
    Namu Fayad
  • Richolas Tjhai
    Richolas Tjhai
  • Jo Neka
    Jo Neka
    • Leong putu
      Leong putu
  • Otong Sutisna
    Otong Sutisna
    • Sistop Tanjung
      Sistop Tanjung
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
  • DeniK
    DeniK
    • Sugik Oit
      Sugik Oit
  • alasroban
    alasroban
  • rid kc
    rid kc
  • Handoko Luwanto
    Handoko Luwanto
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
    • Richolas Tjhai
      Richolas Tjhai
  • MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.
    MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.
    • MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.
      MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
    • bitrik sulaiman
      bitrik sulaiman
    • bitrik sulaiman
      bitrik sulaiman
  • ra tepak pol
    ra tepak pol
    • Azza Lutfi
      Azza Lutfi