Solusi Hadapi Resesi Global, Jokowi Ajak Masyarakat Gencar Membeli Produk Dalam Negeri

Rabu 15-03-2023,22:33 WIB
Reporter : M. Ichsan
Editor : M. Ichsan

JAKARTA, DISWAY.ID-- Mengantisipasi dampak ketidakpastian global yang berpotensi resesi ekonomi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau masyarakat agar lebih gencar membeli produk dalam negeri.

Menurutnya, hal tersebut juga sama dengan yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) yang saat ini tengah gencar menerapkan kebijakan pembelian produk dalam negeri. 

BACA JUGA:Ridwan Kamil Terkejut Guru di Cirebon yang Panggil Dirinya 'Maneh' Dipecat, Buru-buru Klarifikasi di Instagram

Jadi setiap pendapatan negara yang termasuk dalam APBN harus digunakan membeli produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). 

“Ketidakpastian global juga memunculkan risiko-risiko yang sulit diprediksi, yang sulit kita hitung. Oleh sebab itu, semuanya harus bekerja keras untuk menghindarkan negara kita dari ancaman-ancaman dan risiko-risiko global yang ada,” ujar Jokowi di Jakarta, Rabu 15 Maret 2023. 

BACA JUGA:Tips Mudah Menghilangkan Jerawat Secara Alami

Menurut Jokowi, APBN yang berasal dari masyarakat sebaiknya digunakan untuk hal yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat, termasuk bagi pelaku UMKM. Mengingat, sendi perekonomian dalam negeri ditopang oleh para pelaku usaha tersebut. 

“Saya melihat ini sangat strategis dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi kita,” tambahnya.

Dalam rangka mendorong hal itu, pemerintah telah melakukan kebijakan strategis yakni pengadaan barang dan jasa instansi pemerintah diwajibkan melalui e-katalog. 

BACA JUGA:Dokter Subuh Menang Gugatan di Tingkat Kasasi, Bukti Profesi Dokter Juga Termasuk Pekerja, Bukan cuma Mitra!

Dari kebijakan tersebut, dapat dipastikan anggaran dari APBN digunakan membeli produk dalam negeri. 

Produk barang dan jasa dari pelaku usaha lokal yang telah tercatat dalam e-katalog sudah mencapai 3,4 juta. 

Hal itu merupakan prestasi, sebab dalam kurun waktu satu tahun belakangan, pemerintah berhasil mencapai jumlah itu dari semula hanya dikisaran 50 ribu. 

“Dari 50 ribu meloncat ke 3,4 juta dalam waktu yang sangat singkat, setahun lebih sedikit,” jelasnya.

Adanya pencapaian itu, lanjut Presiden, harus dioptimalkan oleh seluruh instansi pemerintah pusat, daerah hingga perusahaan BUMN. 

Kategori :