JAKARTA, DISWAY.ID-Irjen Karyoto menggantikan Irjen Fadil Imran sebagai Kapolda Metro Jaya.
Irjen Fadil Imran diangkat menjadi Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabarhakam) Polri, Rabu 29 Maret 2023. Dengan demikian, Irjen Karyoto akan menjadi Kapolda Metro Jaya yang ke-41.
Sekilas tentang Irjen Karyoto, jenderal bintang 2 itu sebelumnya terkenal sebagai Deputi Penindakan KPK.
Kiprahnya di KPK pernah mengungkap beberapa kasus seperti Korupsi Pupuk di Kementrian Pertanian, tahun 2022 dan kasus suap yang melibatkan Mardani Maming.
Karyoto belum lama ini juga menjadi ramai diperbincangkan gegara dilaporkan ke Dewan Pengawas KPK. Hal ini terkait etika dan ketidakprofesionalitas saat menyelidiki kasus Formula-E.
BACA JUGA:2 Perwira Tinggi KPK Diusulkan Keluar, Juru Bicara Pastikan Tidak Terkait Pengusutan Formula E
Tak lama setelah laporan itu, Ketua KPK Firli Bahuri merekomendasikan Karyoto kembali ke Institusi Polri, Februari 2023 lalu. Firli Bahuri sendiri membantah rekomendasi itu terkait dengan laporan kasus Formula E.
Adapun tentang Irjen Karyoto, Lahir di Pemalang, Jawa Tengah pada Oktober 1968. Karyoto lulus dari Akpol pada tahun 1990. Ia berpengalaman dalam bidang reserse. Jabatannya di Polri sebelum di KPK adalah Wakapolda Sulawesi Utara pada tahun 2018-2019.
Tahun 2019-2020, Karyoto kemudian menjabat Wakapolda Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari Yogyakarta, Irjen Karyoto kemudian ditugaskan ke KPK sebagai Deputi Penindakan.
Saat itu Karyoto ditugaskan bersama Kombes Endar Pranowo. Penugasan di KPK berawal pada bulan November tahun 2020, hingga 2023, Karyoto direkomendasikan oleh Firli Bahuri kembali ke Polri.
Rabu 29 Maret 2023, Karyoto resmi menjabat Kapolda Metro Jaya menggantikan Irjen Fadil Imran, yang diangkat menjadi Kabarhakam Polri.
Soal harta kekayaan, Irjen Karyoto tercatat dalam Laporan Harta Kekayaan Hasil Penyelenggara Negara (LHKPN) periode 6 Februari 2023 berjumlah Rp 7,7 Miliar.
Karyoto melaporkan harta kekayaannya sepanjang 2022 yakni;memiliki 7 bidang tanah dan bangunan. 6 di antaranya berada di Garut dan 1 di Sleman. 1 tanah dan bangunan miliknya berasal dari warisan, sementara 6 lainnya merupakan hasil sendiri.