JAKARTA, DISWAY.ID - Ada kisah takjub dalam perjalan hidup Imam As-Syafi’i sebagai ulama besar.
Imam As-Syafi’i merupakan ulama besar, mujtahid mutlak, dan juga pendiri mazhab fiqih yang masyhur.
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin As-Sa’ib bin Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Al-Muthallib bin Abdi Manaf bin Qushay. (Yusuf bin Taghri, An-Nujumuz Zahirah fi Muluki Mishr, [Kairo: Wizaratus Tsaqafah], jilid II, halaman 176).
Dengan demikian, nama Syafi’i dinisbatkan kepada salah satu nama kakeknya yang bernama Syafi’.
Selain nisbat masyhur Syafi’i, namanya juga dinisbahkan kepada Al-Qurasyi, Al-Muthallibi, dan Al-Maki.
BACA JUGA:Simak Bacaan Bilal Salat Idul Fitri, Lengkap Arab dan Artinya
Dilansir dari NU Online, ia lahir di Askelon (Askolan) Gaza, Palestina pada tahun 15 Hijriah.
Kecerdasan dan kejeniusannya sudah tampak sejak kecil. Tak heran setelah dewasa ia berhasil menjadi mujtahid yang brilian.
Bagaimana tidak, pada usia 7 tahun ia sudah hafal Alquran. Hafal Kitab Al-Muwatha karya Imam Malik pada usia 10 tahun.
Pada usia 15 tahun ia mampu berfatwa memenuhi permintaan para ulama lain dan siapa saja yang membutuhkan.
Namun, tidaklah ia berfatwa kecuali setelah menghafal 10.000 hadits. (Jamaluddin Abul Farah Al-Jauzi, Al-Muntazhim fi Tarikhil Umam, [Beirut, Darul Kutub: 1992, jilid X, halaman 135).
BACA JUGA:Tata Cara dan Niat Salat Idul Fitri, Lengkap dengan Artinya
Satu riwayat menyebutkan, pada awal usianya, Imam Syafi’i tidak begitu banyak membaca Alquran karena sibuk menuntut ilmu. Baru di penghujung usianya, ia memperbanyak kembali tilawah Al-Qurannya.
Ar-Rabi mengatakan, “Imam As-Syafi’i setiap hari satu kali mengkhatamkan Alquran Bahkan, di bulan Ramadhan, ia mengkhatamkannya hingga 60 kali di luar bacaan Al-Quran pada saat shalat.
Suaranya sangat merdu. Tak heran, saat suaranya terdengar orang banyak, mereka sampai menangis keras.”