JAKARTA, DISWAY.ID - Kepala Urusan Luar Negeri & Ketua Dewan Diplomatik TPNPB-OPM/Gerakan Papua Merdeka, Amatus Akouboo Douw mengajak kepada Australia dan Selandia Baru untuk membantu TPNPB - OPM dalam perang melawan TNI.
Dalam ajakan tersebut, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) meminta Pemerintah Australia dan Selandia baru untuk membantu dan mengirimkan senjata.
Seperti diketahui, pasca penyerangan markas TNI di Ndugama, Sabtu 15 April 2023 yang menewaskan prajurit TNI, Panglima TNI Yudo Margono menaikkan status di Papua menjadi siaga tempur.
"TPNPB OPM menyerukan kepada pemerintah Australia dan Selandia Baru untuk datang membantu kami dan mengirimkan tentara dan senjata, amunisi, granat, roket, dan peralatan telekomunikasi," kata Amatus dalam keterangan resminya, dikutip Senin 24 April 2023.
Amatus menyebut, Pemerintah Indonesia baru-baru ini menaikkan status Perang, kemudian mengirimkan personel besar-besaran yang dilengkapi dengan peralatan perang militer ke Ndugama.
"Ini adalah perang penindasan kepada orang Asli Papua. Oleh karena itu kami juga menyerukan kepada negara-negara anggota PBB yang memang memberikan bantuan militer ke Ukraina, sekarang saatnya memberikan bantuan yang sama kepada TPNPB OPM untuk mencari jalan kemerdekaan Papua Barat," ujarnya.
BACA JUGA:Kocar-kacir! Kondisi KKB Papua Penyandera Pilot Susi Air Terjepit, Kapuspen: Mereka yang Memulai!
"Kami sekarang memanggil rekan-rekan Perang Dunia Kedua kami, yaitu warga Australia dan Selandia Baru, untuk membela kami," sambungnya.
Lebih dalam Amatus menyerukan kepada Perdana Menteri Australia untuk membahas Perang Papua Barat yang sedang berlangsung saat ini.
"Kmi meminta Negara-negara Anggota PBB untuk turut intervensi dalam perang tersebut," ucapnya.
Dia menjelaskan, selama serangan militer TNI baru-baru ini terhadap penduduk di Distrik Ndugama dalam upaya mereka yang gagal untuk membebaskan sandera Selandia Baru Mr Phillip Mehrtens.
BACA JUGA:Pratu F yang Diserang KKB Ditemukan Tewas Dalam Jurang 140 Meter, Begini Kronologinya
"Dua warga sipil ditembak mati oleh pasukan militer Indonesia termasuk seorang wanita hamil," jelasnya.
Menurut Amatus, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) membalas dengan membunuh 36 tentara Indonesia.