Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini mengingatkan bahwa Indonesia akan menggelar pesta demokratis yakni pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Jika masalah Ponpes Al-Zaytun ini tak segara diselesaikan, ia khawatir akan menambah isu-isu liar yang terjadi saat Pemilu 2024 berlangsung.
Ia meminta agar tindak Kemenag dan MUI dapat meredam kemarahan masyarakat terkait kejanggalan-kejanggalan Panji Gumilang dan Ponpes Al-Zaytun.
"Harus ada penelitian pembahasan yang serius, ini untuk menjaga ketenangan," sambungnya.
"Apalagi, kita mau dalam tahun pemilu. Jangan sampai ditambahi [dengan masalah ini] ya," tambahnya.
Ia menjelaskan, isu-isu pemilu yang sudah merebak saat ini sudah sangat rawan.
"Masalah pemilu saja sudah cukup rawan, kalau tidak kita kelola dengan baik jangan sampai isu-isu seperti ini menambah," jelasnya.
Kontroversi Panji Gumilang dan Ponpes Al-Zaytun
Pasca hari raya Idul Fitri 1444 Hijriyah lalu, timbul kejanggalan Panji Gumilang dan Ponpes Al-Zaytun yang membuat kontroversi di tengah masalah.
Mulai dari salat bercampur baru antara jemaah laki-laki dan perempuan serta seorang non muslim, hingga terbaru beredar video salam Yahudi.
Khusus yang terbaru itu, salam Yahudi, Havenu Shalom Aleicham, yang digaungkan Panji Gumilang di sebuah Masjid Ponpes Al-Zaytun tak kalah hebohnya.
Apalagi di video itu hadir Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim dan ikut menyanyikannya.
BACA JUGA:Zaytun Simanullang
"Saya mengajak saudara-saudara untuk mengucapkan salam yang tidak assalamualaikum saja, sambil kita bernyanyi, saya kira yang hadir walaupun tidak pandai, tapi bisa bernyanyi.