JAKARTA, DISWAY.ID-- Pemerintah terus mendorong percepatan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dalam mencapai target net zero emission di tahun 2060.
Saat ini pemerintah juga sedang menerapkan standarisasi baterai dan juga konversi kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik oleh para stakeholder terkait.
Berbicara soal standarisasi baterai, Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (PERIKLINDO), Moeldoko mengungkapkan, pihaknya juga sudah membahas soal standarisasi yang nantinya akan diserahkan kepada produsen kendaraan listrik, khususnya motor listrik.
“Yang kemarin kita bicarakan di rapat itu masalah plug in baterai yang kemarin arahannya itu, satu yang populasinya sudah banyak dan yang kedua jangan banyak-banyak plug in, bikin pusing kepala,” ujar Moeldoko kepada wartawan di pameran PERIKLINDO Electric Vehicle Show (PEVS) 2023, Minggu 21 Mei 2023.
“Mungkin kiblatnya 2, satu dari Tiongkok, dan satu dari Eropa,” tambahnya.
Charging station motor listrik atau Station Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU)-M. Ichsan-
Seperti diketahui, untuk saat ini deretan motor listrik yang sudah ada di Indonesia menggunakan 2 jenis baterai, yaitu jenis baterai tanam yang mengisi ulang daya listriknya lewat charger station dan jenis ganti baterai (Swap).
“Sedangkan untuk baterai Swap ini kan area bisnis murni, yang bagaimana berkembangnya itu sesuai dengan kemauan market,” jelas Moeldoko
Baterai SWAP di motor listrik Smoot-- Foto Muhamad Ichsan - -
“Karena itu area bisnis pasti pasti para usahawan akan melihat mana peluangnya yang lebih baik, kalau peluangnya Swap, ya mungkin Swap yang akan berkembang cepat,” imbuhnya.
Menurut Moeldoko, dari 2 jenis baterai motor listrik tersebut, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan.
BACA JUGA:5 Korban Penipuan Tiket Coldplay Diperiksa, Kerugiannya Capai Rp 185 Juta
“Kalau Swap itu capitalnya gede karen adia harus menyiapkan baterai itu beberapa, kalau yang biasa tidak seperti itu, jadi ini memang masing punya keuntungan-kerugian,” terangnya.
“Saya pikir justru nanti yang akan menyesuaikan industri, kalau saya punya industri sepeda motor misalnya saya harus setting ini bisa pakai Swap dan juga pakai biasa (charger station), itu semestinya yang harus dipikirkan oleh para pebisnis,” tukasnya.