Edukasi KIAT 2023 Bogasari: Pentingnya Merek dan Logo Untuk Tingkatkan Bisnis UKM

Senin 17-07-2023,16:24 WIB
Reporter : M. Ichsan
Editor : M. Ichsan

BACA JUGA: Dugaan Penipuan Mario Teguh Didalami Kepolisian, Terlapor dan Saksi Segera Dipanggil

“Bahkan saat momen Mandalika lalu omset Nutsafir meningkat 3 kali lipat,” imbuhnya.  

Pembicara kedua, Lia Sidik PhD pakar di bidang komunikasi desain visual yang meraih S-3 dari Limkokwing University of Creative Technology, Malaysia menegaskan bahwa keberhasilan bisnis dari perusahaan besar tidak lepas dari kekuatan merek dan logo. 

Bahkan logo dan merek dari suatu  produk dan perusahaan  memiliki harga yang sangat mahal. Jadi sebaiknya  UKM segera mendaftarkan logo dan merek dari usahanya sebelum keberhasilan dari usahanya diambil oleh perusahaan atau orang lain. 

Praktisi di bidang komunikasi industri kreatif ini berbagi tips kepada ratusan UKM peserta KIAT  2023 Bogasari.

BACA JUGA:Ini Tampang Pembunuh Wanita Hamil di Cengkareng, Ditangkap di Bandara Saat Hendak Kabur ke Medan

Yakni cara membuat suatu merek dan logo adalah sederhana, namun mempunyai tampilan yang unik, mudah diingat, aplikasi menarik perhatian dan berkesan, serba guna sehingga bisa diaplikasikan ke banyak hal, serta cocok untuk target pasar.

“Jangan lupa, merek yang kuat adalah mereka yang berkomunikasi janji mereka dari pengalaman unik dengan cara yang jelas dan menarik. Merek harus melekat pada kehidupan konsumen dengan skema yang sederhana salah satunya ialah penggunaan warna yang unik dan konsisten,” saran Lia Sidik asal Surabaya ini. 

Doktor di bidang komunikasi industri kreatif ini menambahkan, warna adalah hal yang strategis dalam pembuatan logo dan merek. 

BACA JUGA:Dua Kandidat Pelatih Bakal Gantikan Luis Milla di Persib Bandung

Warna selalu dikaitkan dengan merek tertentu agar tertanam pada konsumen dalam jangka panjang. Sebagai contoh, warna merah, kuning, hijau identik dengan warna makanan. 

“Jadi saat memilih warna yang akan dipakai di logo dan merek, bahkan kemasan produk haruslah hati-hati dan bijak karena menyangkut kesan atau impresi yang akan dirasakan konsumen,” ulas pakar yang juga pengajar di berbagai universitas seperti Universitas Kristen Petra, ITS, UGM, Universitas Ciputra, dan UNAIR. 

Konsultan di bidang desain kreatif yang juga menangani sejumlah klien dari UKM ni menegaskan dari pengalaman selama ini terkadang UKM tidak bisa membedakan branding personal (merek diri sendiri) dengan merek usahanya. 

Seringkali tercampur, padahal yang mau dikomunikasikan adalah bisnisnya bukan personalnya atau pribadi pemilik usaha.  

BACA JUGA:Jokowi Lantik Budi Arie Setiadi Jadi Menkominfo Gantikan Johnny G Plate

“Catatan lain bagi UKM adalah perlunya komunikasi yang intens untuk logo dan merek usahanya. Ini yang belum disadari sepenuhnya oleh UKM, karena it membutuhkan tenaga SDM khusus. Jangan lupa, merek dan logo itu adalah hal strategis dalam memasarkan dan menjualkan produk. Jadi komunikasinya harus dijaga. Selain itu, UKM harus memisahkan jalur komunikasi pribadi dan komunikasi usaha di ranah media sosial,” papar Lia.

Kategori :